In-depth

Bertahan dengan Antonio Conte Adalah Satu-satunya Jalan Bagi Inter Milan

Senin, 14 Desember 2020 21:50 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Kandas di babak Grup Liga Champions, Inter Milan dikabarkan bakal memecat Antonio Conte. Namun, bertahan dengan sang pelatih adalah satu-satunya jalan yang ada.

Usai finis sebagai runner up di Serie A Italia dan Liga Europa musim lalu, Inter Milan diyakini akan meraih prestasi lebih baik musim ini. Apalagi, mereka sukses mendatangkan sejumlah pemain baru seperti Achraf Hakimi, Aleksandar Kolarov, Matteo Darmian, hingga Arturo Vidal.

Meski demikian, tim asuhan Antonio Conte ini justru terpuruk di Eropa. Berada satu grup dengan Real Madrid, Borussia Monchengladbach, dan Shakhtar Donetsk, Nerazzurri finis sebagai juru kunci sehingga bahkan tak bisa beralih kompetisi ke Liga Europa.

Kegagalan ini pun membuat Antonio Conte terancam didepak. Spekulasi ini pun terbilang wajar mengingat sang allenatore merupakan pelatih bergaji tertinggi di Italia saat ini, tapi gagal membawa Nerazzurri bersaing dengan tim sekelas Gladbach dan Shakhtar Donetsk.

Meski demikian, bertahan dengan Antonio Conte, setidaknya hingga akhir musim nanti, bisa jadi adalah satu-satunya jalan yang dimiliki oleh Inter Milan.

Pasalnya, meski ada sejumlah pelatih papan atas yang saat ini menganggur dan bisa menjadi pengganti Conte seperti Massimiliano Allegri, memecat Conte akan menimbulkan beban finansial yang besar bagi Inter Milan.

Dilansir Football Italia, Inter saat ini masih menanggung gaji pendahulu Conte, Luciano Spalletti hingga tahun depan sebesar 4,5 juta euro (Rp77 miliar per tahun).

Memecat Conte yang bergaji 12 juta euro (Rp206 miliar per tahun) dan kemudian mendatangkan pelatih bergaji mahal lainnya tentu akan sangat membebani keuangan klub.

Di sisi lain, meski terbilang payah di kompetisi Eropa, Conte adalah seorang ahli dalam memenangi liga domestik. Tercatat, ia sudah memenangi 3 gelar Serie A Italia bersama Juventus dan 1 gelar Liga Inggris bersama Chelsea.

Dengan tersingkir sepenuhnya dari kompetisi Eropa, maka Conte pun bisa lebih fokus membawa Inter Milan mengejar gelar Serie A Italia musim ini. Apalagi, sang pelatih terbukti sukses menjadi juara liga saat tak perlu memikirkan kompetisi Eropa, seperti pada musim pertama di Juventus dan Chelsea.

Apalagi, performa Inter Milan di Serie A Italia musim ini sebenarnya tidak buruk-buruk amat. Kemenangan atas Cagliari, Minggu (13/12/20), membuat Inter makin kokoh di peringkat kedua di bawah AC Milan.

Bahkan, jarak antara kedua tim kini menipis menjadi hanya tiga poin setelah AC Milan ditahan imbang oleh Parma dengan skor 2-2, Senin (14/12/20) dini hari.

Dengan AC Milan masih harus membagi fokus di Liga Europa, sedangkan tim empat besar Serie A Italia lainnya seperti Napoli dan Juventus juga masih harus tampil di kompetisi Eropa, maka Inter Milan bisa dibilang punya keuntungan tersendiri.

Saat para rival masih harus membagi tenaga para pemain utama, Antonio Conte justru bisa memainkan pemain terbaiknya setiap pekan. Tak cuma itu, waktu istirahat yang mereka dapatkan pun lebih banyak sehingga bintang-bintang Inter Milan bisa tampil lebih segar.

Meski demikian, bukan berarti Antonio Conte lantas tak punya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan demi memburu gelar scudetto. Eks pelatih Juventus dan Chelsea ini masih harus mencari strategi alternatif bila pola 3-5-2 yang jadi andalannya selama ini mengalami kebuntuan.

Seperti diketahui, Inter Milan saat ini seperti tak punya rencana cadangan saat pola tersebut tak bekerja. Bahkan, pembahasan mengenai “Plan B” ini sempat menimbulkan perselisihan antara Conte dengan Fabio Capello.

Jika bisa menemukan solusi untuk masalah tersebut, maka peluang Antonio Conte untuk membawa Inter Milan mengakhiri dominasi Juventus di Serie A Italia akan semakin lebar.

Dengan demikian, jalan satu-satunya yang ada bagi Inter Milan musim ini dengan mempertahankan Conte, justru bisa menjadi jalan yang membawa mereka ke kesuksesan.