Liga Indonesia

Asisten Pelatih PSIS Mengaku Capek Menanti Kejelasan Liga 1

Jumat, 1 Januari 2021 18:03 WIB
Kontributor: Alvin Syaptia Pratama | Editor: Lanjar Wiratri
© Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
Imran Nahumarury selaku asisten pelatih PSIS Semarang mengaku capek karena tak kunjung ada kejelasan terkait nasib kompetisi Liga 1. Copyright: © Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
Imran Nahumarury selaku asisten pelatih PSIS Semarang mengaku capek karena tak kunjung ada kejelasan terkait nasib kompetisi Liga 1.

INDOSPORT.COM - Imran Nahumarury selaku asisten pelatih PSIS Semarang mengaku capek karena tak kunjung ada kejelasan terkait nasib kompetisi Liga 1.

Menurut pria yang dulunya juga pesepak bola ini, tak kunjung ada kejelasan kompetisi yang berlarut-larut akan membawa dampak negatif terhadap iklim dunia sepak bola di Indonesia.

Khusus untuk PSIS, tidak adanya kejelasan membuat manajemen dan tim pelatih kesulitan dalam menyusun program. Belum lagi dampak kerugian seperti finansial yang melanda seluruh klub termasuk Laskar Mahesa Jenar.

“Kami sudah capek menunggu dan menunggu. Yang kami ingin itu kejelasan dan kepastian terkait kompetisi ini. Yang pertama kompetisi ini mau jalan atau tidak. Terus dilanjutkan atau musim baru, secepatnyalah,” tegas Imran Nahumarury ketika diwawancara awak media.

“Ini membuat PSIS sulit menentukan program untuk tim. Baik dari segi teknik dan manajemennya,” imbuh mantan pemain Persija Jakarta ini.

Imran lantas menjelaskan bahwa rasa bosan dialami semua pelaku sepak bola, baik ia yang merupakan tim pelatih mau pun pemain yang selama ini menggantungkan hidup di dunia sepak bola.

“Pemain juga sudah lelah. Liga ini mau jalan atau tidak. Saya rasa yang terlibat dalam sepak bola ingin kompetisi segera jalan,” tandas Imran.

Saat disinggung waktu yang ideal untuk persiapan apabila kompetisi berjalan, Imran mengaku menyerahkan kepada manajemen PSIS. Ia juga sadar bahwa manajemen tengah dipusingkan soal masalah keuangan.

Terlebih, di akhir September lalu sempat terkena jebakan ketika kompetisi tidak mendapat izin dari Kepolisian. Padahal pada waktu itu PSIS sudah melakukan persiapan selama satu bulan.

“Soal persiapan berapa lama, kami serahkan ke manajemen. Karena PSIS dan tim lainnya sempat di-PHPin pada Oktober lalu,” ujar Imran.

“Karena untuk persiapan banyak aspek. Tak hanya soal persiapan tim, namun soal budgeting,” jelasnya.

Sementara itu, PT. Liga Indonesia Baru (PT. LIB) selaku operator liga hingga Jumat (01/01/21) belum bisa memberi kepastian terkait kompetisi.

Akhmad Hadian Lukita selaku direktur utama PT. LIB mengatakan bahwa mereka sudah mengirim surat ke Kepolisian terkait izin. Namun hingga Jumat sore belum ada jawaban resmi dari Kepolisian terkait izin penyelenggaraan Liga 1.