In-depth

Untuk Jurgen Klopp: Hasil Akhir Itu Lebih Penting!

Senin, 25 Januari 2021 15:43 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Andrew Powell/Liverpool FC via Getty Images
Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, harus segera bangkit dan menyadari bahwa statistik pertandingan bukanlah hal utama karena sepak bola adalah soal hasil akhir. Copyright: © Andrew Powell/Liverpool FC via Getty Images
Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp, harus segera bangkit dan menyadari bahwa statistik pertandingan bukanlah hal utama karena sepak bola adalah soal hasil akhir.

INDOSPORT.COM - Pelatih klub Liga Inggris Liverpool, Jurgen Klopp, harus segera bangkit dan menyadari bahwa statistik pertandingan bukanlah hal utama karena sepak bola adalah soal hasil akhir. 

Liverpool harus keok di kandang Manchester United dengan skor tipis 3-2 dalam laga perempatfinal Piala FA, Senin (25/01/21) dini hari WIB. Bruno Fernandes jadi pahlawan tim setelah mengubah kedudukan imbang jadi keunggulan yang bertahan sampai akhir pertandingan.

Jurgen Klopp dan skuad Liverpool lagi-lagi mendapat ujian berharga dari hasil pertandingan melawan Manchester United. The Reds harus tersungkur dan melengkapi penderitaan mereka yang gagal meraih satu pun kemenangan di lima laga terakhir Liga Inggris. 

Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan mengingat Liverpool adalah favorit juara dan dianggap sebagai salah satu tim terbaik dunia. Ya, mungkin secara permainan, Mohamed Salah dkk tetap yang terbaik, namun lain halnya jika bicara hasil akhir. 

Sebelum laga melawan Man United di Piala FA, pelatih Jurgen Klopp sempat melontarkan sebuah sikap kontroversial. Pada perjumpaan melawan Man United di putaran pertama Liga Inggris pekan lalu, Klopp melontarkan pernyataan yang cukup merendahkan Man United. 

Dengan lantang ia menyebut bahwa pertahanan yang ditunjukkan oleh Manchester United merupakan hal terburuk dalam dunia sepak bola. "Hal terburuk yang dapat anda hadapi dalam dunia sepak bola ialah bermain melawan tim dengan pemain kelas dunia, dan mereka semua bertahan dengan mengerahkan yang semua mereka miliki. Jauh di dalam kotak dan hanya melakukan serangan balik," ujarnya. 

Apa yang dibicarakan Klopp memang ada buktinya. Man United di malam itu bertahan sangat baik dan Liverpool memegang 66 persen penguasaan bola. 

Akan tetapi, di sisi lain ucapan Klopp juga menjadi sinyal kefrustasian dirinya yang gagal membawa Liverpool menjebol gawang Man United sehingga laga harus berakhir imbang. Hasil itu memang menyakitkan Klopp lantaran membuat Liverpool makin tergusur di tiga besar klasemen Liga Inggris 2020/21.

Kritikan pun mengarah kepada pelatih asal Jerman tersebut. Klopp semakin menegaskan dirinya sebagai pelatih yang terlalu percaya diri dan ogah mengakui kemampuan lawan. 

Cukup jarang memang kita melihat Klopp mengakui kelemahan timnya secara terbuka. Bahkan, saat diterpa badai cedera pun, Klopp seperti tak bergeming. 

Hal ini pun seringkali menjadi bumerang baginya. Contohnya adalah saat mereka gagal menang atas Man United dan tersingkir di Piala FA> 

Klopp semestinya tak mengungkit soal ketatnya pertahanan lawan. Dalam sepak bola, segala taktik boleh diterapkan selama itu tak melanggar peraturan permainan. 

Meski Liverpool memegang 66 persen penguasaan bola atas Man United di laga Liga Inggris, bukan berarti secara otomatis The Reds harus menang. Justru, tim yang mampu mencetak gol lebih banyaklah yang disebut sebagai pemenang. 

Jurgen Klopp pun harus segera menyadari hal ini. Dalam lima laga terakhir mereka di Liga Inggris, Liverpool tak sekali pun meraih kemenangan meskipun secara penguasaan bola mereka dominan. 

Teranyar, mereka kembali tumbang di Piala FA dari rival abadinya, Man United. Di laga itu Liverpool memegang 59 persen penguasaan bola.