In-depth

Terjungkal, Benarkah Liverpool Juara yang Buruk seperti Kata Roy Keane?

Senin, 8 Februari 2021 17:03 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Andrew Powell/Liverpool FC via Getty Images
Liverpool punya tugas berat untuk mempertahankan gelar juara Liga Inggris-nya. Copyright: © Andrew Powell/Liverpool FC via Getty Images
Liverpool punya tugas berat untuk mempertahankan gelar juara Liga Inggris-nya.
Menanti Nasib Liverpool

Di mata Roy Keane, Liverpool kini justru nampak sebagai juara yang buruk. Menurutnya, The Reds masih terlena dengan keberhasilannya, yang berpengaruh pada hasrat mereka mempertahankan apa yang sudah diraih.

“Di pikiran saya, jika Anda memenangkan liga, tantangan selanjutnya selalu begini ‘Apakah kita bisa meraihnya lagi?’ dan saya tidak melihat itu pada mereka,” ucap Roy Keane kepada Sky Sports.

“Dari hasil wawancara, mereka berkata ya baiklah kita sudah menanti 30 tahun, mari kita nikmati. Saya tidak pernah mendengar pemain berkata ‘kami ingin melakukannya lagi’ dan sekarang mereka berbicara soal empat besar,” tambahnya.

Apa yang sedang menimpa Liverpool kali ini sejatinya adalah cobaan berat yang memang harus dilewati para juara. Ketika meraih sesuatu itu sulit, mempertahankannya bakal lebih sulit lagi karena banyak mata yang memandang.

Seperti kata Sir Alex Ferguson, musim setelah meraih gelar juara adalah yang tersulit dan Liverpool sedang mengalaminya saat ini.

Berdasarkan catatan sepuluh musim terakhir, hanya ada satu klub yang berhasil mempertahankan gelarnya yakni Manchester City pada 2017-2018 dan 2018-2019. Selebihnya, para peserta Liga Inggris secara bergantian menjadi juara.

Omongan Keane tentu layak dijadikan masukan bagi Jurgen Klopp untuk memperbaiki performa timnya, namun untuk menyebut Liverpool adalah juara yang buruk, semuanya baru akan terjawab berdasarkan hasil akhirnya nanti.

Dengan 40 poin, posisi Liverpool saat ini bisa dibilang lebih dekat ke peringkat sepuluh yang dihuni oleh Arsenal (31 poin), ketimbang sang pemuncak, Manchester City (50 poin). Di sinilah tantangan berat itu dimulai.

Keterpurukan setelah memenangkan gelar bisa terjadi pada siapa saja. Salah satu contohnya mungkin Chelsea, yang menjadi juara Liga Inggris pada 2014-2015 namun justru keok saat musim berikutnya.

Bahkan, mereka sampai terlempar jauh ke peringkat sepuluh klasemen akhir, tapi untungnya pada 2016-2017 The Blues bisa bangkit dan unggul 49 poin dari juara 2015-2016, Leicester City, yang gantian terjerembab ke peringkat 12.

Oleh karena itu, Liverpool masih punya cukup waktu untuk memperbaiki posisinya sekarang, sambil berdoa tim-tim di atasnya terpeleset dan membuang-buang poin percuma.