In-depth

Kemenangan atas Atletico Jadi Pembuktian Sahih Antonio Rudiger dan Andreas Christensen

Rabu, 24 Februari 2021 12:46 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© weaintgotnohistory
Bek Chelsea Copyright: © weaintgotnohistory
Bek Chelsea
Rudiger dan Christensen Terlalu Hebat untuk Dicadangkan Chelsea

Edouard Mendy berhasil mencatatkan Clean Sheet kelimanya di Liga Champions musim ini. Torehan itu menjadi yang terbanyak bila dibandingkan kiper yang terdaftar di babak 16 besar ajang ini.

Keberhasilan Mendy mencatat Clean Sheet kelimanya sendiri didapatkan dengan mudah. Sebab, tiga bek Chelsea di depannya tampil apik meredam setiap serangan yang datang ke areanya.

Ketiga pemain itu adalah Cesar Azpilicueta, Andreas Christensen, dan Antonio Rudiger. Nama pertama tak perlu dibahas perannya mengingat dirinya lah bek senior Chelsea sekaligus pemimpin bagi The Blues di lapangan.

Tanpa mengecilkan peran Azpilicueta, justru Mendy perlu berterima kasih kepada Christensen dan Rudiger yang terus membuktikan kelayakannya bermain untuk Chelsea.

Baik Rudiger dan Christensen selama ini dikucilkan dan dicampakkan oleh Chelsea di era Frank Lampard. 1,5 musim sudah keduanya kerap menjadi cadangan dan menjadi pilihan kedua kala pemain utama, Kurt Zouma dan Thiago Silva (musim ini) cedera.

Bahkan keduanya diisukan akan dilepas dan digantikan penggawa anyar. Pasalnya, keduanya dianggap sebagai biang kerok Chelsea saat kebobolan gol di era Lampard.

Kedatangan Thomas Tuchel pun tak ayal membawa berkah bagi keduanya. Siapa sangka, Tuchel datang menggunakan skema tiga bek yang telah keduanya kuasai jauh-jauh hari.

Rudiger menempati bek tengah kiri sedangkan Christensen menempati bek tengah menggantikan Silva yang cedera saat melawan Tottenham Hotspur.

Baik Rudiger dan Christensen (termasuk Azpilicueta) telah akrab dengan skema tiga bek sejak era Antonio Conte. Bahkan, ketiganya kembali tampil bersama di babak 16 besar Liga Champions sama seperti tahun 2018 silam atau tiga tahun yang lalu.

Pengalaman keduanya dan Azpilicueta pun menjadi harta karun bagi Tuchel yang baru meraba-raba kualitas para pemainnya. Siapa sangka, ketiganya mampu memenuhi ekspektasi sang pelatih.

Azpilicueta mungkin tak tersentuh karena statusnya sebagai legenda Chelsea sehingga tak ada pembuktian yang harus ia buktikan di atas lapangan, berbeda dengan Rudiger dan Christensen.

Rudiger dan Christensen membuktikan bahwa keduanya masih pantas membela Chelsea dengan performa apik di setiap laga yang dihadapi.

Laga melawan Atletico Madrid pun menjadi bukti sahih di mana Rudiger dan Christensen bisa mematikan Luis Suarez yang tengah menanjak bersama Los Rojiblancos.

Rudiger mampu menjadi tembok besar bagi Luis Suarez dengan sapuannya yang ia buat sebanya tiga kali. Selain itu, pemain berkebangsaan Jerman ini terbilang berani berduel dan tenang dalam membantu serangan saat bola berada di kakinya.

Hal serupa pun dilakukan Christensen yang kembali membuktikan julukan ‘Danish Beckenbauer’ yang disematkan kepadanya dengan kemampuannya mengintersep bola (2 kali), memblok sepakan (1 kali), dan menyapu bola (2 kali) untuk membuat Mendy tak bekerja keras.

Christensen melengkapi performanya dalam bertahan dengan kemampuannya membangun serangan dari belakang dengan 75 operan yang memiliki rasio kesuksesan sebesar 96 persen.

Entah perlu berapa laga lagi yang diperlukan Rudiger dan Christensen untuk membuktikan diri keduanya layak bagi Chelsea dan bukan sekadar penghangat bangku cadangan.

Namun, penampilan keduanya melawan Atletico Madrid sudah cukup menjadi bukti bahwa baik Antonio Rudiger dan Andreas Christensen punya keahlian yang tak bisa lagi dipandang sebelah mata oleh pecinta sepak bola dan pendukung Chelsea.