In-depth

Ismael Bennacer, Kembalinya Sang Mastermind di Lapangan Tengah AC Milan

Senin, 22 Maret 2021 14:58 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Marco Luzzani/Getty Images
Gelandang bertahan andalan AC Milan, Ismael Bennacer. Copyright: © Marco Luzzani/Getty Images
Gelandang bertahan andalan AC Milan, Ismael Bennacer.
Bennacer Hilang, AC Milan Pincang

Tidak berlebihan jika menyebut bahwa merosotnya performa AC Milan di putaran kedua musim ini adalah karena absennya Ismael Bennacer. Bahkan, keberadaan Bennacer lebih penting dari Calhanoglu sekali pun. 

Saat Bennacer masih merumput, AC Milan tidak terkalahkan sepanjang 2020. Namun setelah ia absen di 16 pekan Serie A, AC Milan sudah menderita lima kekalahan. 

Tak hanya itu berulangkali AC Milan hampir terpeleset melawan tim kecil karena penampilan buruk mereka di lini tengah. Ismael Bennacer benar-benar membawa perubahan besar pada kualitas permainan AC Milan. Perannya begitu vital bagi Milan sejak kedatangannya musim lalu. 

Kedatangan Stefano Pioli semakin membuatnya menjadi tak tergantikan. Hal ini tak terlepas dari formasi 4-2-3-1 yang ditemukan oleh Pioli untuk mengeluarkan potensi terbaik skuad AC Milan. 

Dengan formasi ini, ia bermain sebagai double pivot berduet bersama dengan Franck Kessie. Tugasnya begitu sentral dalam merebut bola, menahan bola, dan memberikan umpan-umpan kunci baik itu mendatar atau pun lambung. 

Pada musim lalu menjadi pemain reguler dengan tampil di 31 laga Serie A Italia. Dan pada musim ini, ia sudah tampil di enam laga Serie A dengan 1 assist. 

Jika ditotal, ia telah bermain di 11 laga resmi awal musim ini. Itu artinya, ia tak pernah absen memperkuat AC Milan sebelum akhirnya mengalami cedera di akhir November 2020.

Dalam dua laga Serie A Bennacer bahkan sempat mencatatkan persentase operan yang sangat baik, yakni 92,2 persen (Roma) dan 93,2 persen (Udinese). Bennacer memiliki keunggulan dalam mendribel bola untuk menerobos lini tengah lawan. Ia juga unggul dalam memotong aliran bola lawan. Terlihat berulangkali bagaimana ia sanggup memotong operan lawan dalam serangan balik.

Kehebatan Ismael Bennacer sampai-sampai membuatnya diincar oleh klub raksasa Liga Inggris, Manchester City, yang sempat menawarnya dengan biaya 50 juta euro.

Tentu saja potensi dari Ismael Bennacer masih bisa terus ditingkatkan mengingat usianya yang masih 22 tahun. Ismael Bennacer diyakini bisa segera bangkit dari cedera panjang yang ia alami beberapa bulan terakhir. 

Target jangka pendek ke depan, Ismael Bennacer pasti akan kembali ke formasi inti AC Milan. Dan jika beruntung, Ismael Benancer bisa membantu AC Milan merebut gelar scudetto Liga Italia musim ini.