Liga Indonesia

Ketika Joan Laporta Berjanji Ingin Bikin Timnas Indonesia Seperti Barcelona

Jumat, 26 Maret 2021 11:07 WIB
Editor: Juni Adi
© Zainal Hasan/INDOSPORT
Presiden Barcelona, Joan Laporta. Copyright: © Zainal Hasan/INDOSPORT
Presiden Barcelona, Joan Laporta.

INDOSPORT.COM - Joan Laporta telah resmi menjabat sebagai Presiden Barcelona yang baru, menggantikan Josep Maria Bartomeu, usai mengalahkan dua pesaingnya Victor Font dan Tony Freixa.

Laporta mendapat perolehan lebih dari 50 persen suara pemilih, dan akan menjabat hingga 2026 mendatang.

Pria yang juga berprofesi sebagai lawyer itu bukan kali pertama menduduki kursi tertinggi tim asal Catalan. Sebelumnya, ia sudah menjabat pada tahun 2003 hingga 2010.

Pada periode kepemimpinannya itu, Barcelona dibawanya meraih banyak trofi bergengsi, di antaranya empat gelar La Liga dan dua trofi Liga Champions, termasuk juga treble winner tahun 2009.

Prestasi yang hadir di Camp Nou selama masa jabatan Joan Laporta juga tidak lepas dari investasi pemain dalam membangun tim. Mulai dari memperbaiki kualitas akademi La Masia, hingga belanja di bursa transfer.

Seperti diketahui, beberapa tahun silam La Masia menjadi akademi salah satu yang terbaik di Eropa maupun dunia. Sebab, banyak pemain bertalenta yang dihasilkan dan menjadi bintang serta tulang punggung Blaugrana.

Beberapa nama diantaranya adalah Lionel Messi, Carles Puyol, Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Victor Valdes, Pedro, Sergio Busquest hingga Gerard Pique. 

Sedangkan dalam membeli pemain, Barca juga cukup cerdik dalam membidik pemain berkualitas semasa kepemimpinan Laporta. Beberapa nama diantaranya adalah Ronaldinho, Deco, Thiery Henry, Jordi Alba, Dani Alves hingga Samuel Eto'o.

Hasilnya diakhir masa jabatan Joan Laporta, Barcelona meraih kesuksesan besar dengan meraih enam gelar tahun 2009. Selain itu, pemain-pemain Barcelona juga menjadi andil dalam membantu Timnas Spanyol meraih gelar juara dunia tahun 2010.

Kala itu Barcelona yang dilatih pelatih muda kurang pengalaman Pep Guardiola, mampu meracik tim dengan baik. Tiki taka sistem yang menjadi filosofi Barcelona kala itu sulit untuk dikalahkan oleh tim lawan.