Liga Indonesia

Kiper Persib Ceritakan Kronologi Mobil Keluarga Dirusak Oknum Suporter

Selasa, 27 April 2021 13:05 WIB
Kontributor: Arif Rahman | Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Arif Rahman/INDOSPORT
Kiper Persib, Aqil Savik, buka suara soal keluarganya yang jadi korban oknum suporter tempo hari. Copyright: © Arif Rahman/INDOSPORT
Kiper Persib, Aqil Savik, buka suara soal keluarganya yang jadi korban oknum suporter tempo hari.

INDOSPORT.COM - Kiper Persib Bandung yang dipinjamkan ke klub Liga 3 Bandung United, Aqil Savik, menyayangkan tindakan oknum suporter yang melakukan perusakan kendaraan dan salah satu korbannya adalah mobil keluarganya.

Menurut Aqil, kekecewaan setelah tim Persib kalah dari Persija di pertandingan final turnamen pramusim Piala Menpora 2021 memang sangat wajar. Namun, jangan sampai kekecewaan tersebut menjadikan alasan untuk berbuat anarkis dan merugikan banyak pihak.

"Mungkin sangat disayangkan. Semoga ini yang terakhir ke depannya jangan ada lagi. Sangat disayangkan apalagi kita lama vakum, satu tahun gak main. Dan laga kemarin itu laga uji coba untuk Liga 1," kata Aqil Savik, saat ditemui awak media, Senin (26/04/21) malam.

Penjaga gawang yang kembali terpanggil bergabung dengan Timnas Indonesia ini, menuturkan kronologi perusakan kendaraan milik keluarganya pada Minggu (25/04/21) malam.

Saat itu, Aqil Savik yang berada di Solo bersama Persib, mendapatkan pesan jika kendaraan kakaknya menjadi sasaran pengrusakan oleh oknum Bobotoh.

Hal tersebut pun membuatnya merasa sangat kecewa, lantaran selain Persib gagal menjadi juara, kendaraan keluarganya juga rusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab.

"Daerah Dago, lagi jalan, nyetir sendiri tiba-tiba rame. Iya itu teteh (kakak), keluarga sendiri. Awalnya sedih, beres pertandingan, sampai hotel, makan. Terus liat chat kalau mobil dipukulin, teteh sampai panik di dalam," ungkapnya.

"Awalnya sedih karena harus kalah, siapa yg mau liat tim rival angkat piala di depan mata. Pas liat chat itu nambah emosi, campur aduk.

"Jadi ya awal-awal saya kurang bisa kontrol emosi. Sangat menyayangkan apalagi sama orang gak bertanggung jawab. Seharusnya sepak bola Indonesia bisa lebih dewasa," jelasnya.