Bola Internasional

3 Fakta Mencengangkan dari Sosok Pelatih Baru Bayern Munchen, Julian Nagelsmann

Sabtu, 1 Mei 2021 19:08 WIB
Editor: Juni Adi
© Hendrik Schmidt/picture alliance via Getty Images
Julian Nagelsmann dan Yussuf Poulsen Copyright: © Hendrik Schmidt/picture alliance via Getty Images
Julian Nagelsmann dan Yussuf Poulsen
1. Pemecah Rekor

Julian Nagelsmann merupakan pelatih termuda dalam sejarah Bundesliga Jerman. Bagaimana tidak, di usianya yang baru 28 tahun itu sudah melatih klub, saat itu Hoffenheim Februari 2016 menjadi tim pertama yang dilatihnya.

Ia menggantikan peran Huub Stevens yang kala itu mengundurkan diri karena alasan kesehatan. Saat itu, Hoffenheim berada di posisi ke-17 klasemen dan terancam terdegradasi dari Bundesliga. Namun, Nagelsmann berhasil menyelamatkan Hoffenheim terhindar dari degradasi.

Keberhasilannya itu perlahan membuat nama Julian Nageslmann mulai diperhitungkan sebagai pelatih di Bundesliga. Hingga akhirnya RB Leipzig tertarik memboyongnya.

Bersama RB Leipzig, namanya semakin meroket setelah ia berhasil membawa tim lolos ke babak semifinal Liga Champions musim lalu.

2. Pensiun Dini

Sebelum memutuskan menjadi pelatih, Julian Nageslmann adalah pemain sepak bola Bundesliga. Ketika berusia 17 tahun, ia bermain untuk tim muda 1860 Munich.

Kemudian hengkang ke FC Augsburg dua tahun berselang. Sayang, nasib sial menghampirinya karena tidak lama setelah bergabung, ia menderita cedera lutut parah yang mengharuskan pensiun dini di usia 20 tahun.

“Saya tidak ingin berurusan lagi dengan sepak bola,” kata Nagelsmann mengenang karirnya. “Sangat menyedihkan bagi saya bahwa saya harus mengakhiri karir saya begitu muda." ucap Nagelsmann di masa-masa bermainnya.

3. Gunakan Teknologi

Ketika menangani Hoffenheim, Nagelsmann memanfaatkan teknologi modern dalam pelatihan tim. Pelatih berusia 33 tahun itu, menggunakan drone dan kamera untuk merekam pergerakan skuatnya.

Tak hanya itu ia juga memasang layar besar di sisi area lapangan untuk melihat video rekaman pertandingan. Sistem itu bekerja dengan adanya empat kamera, yakni dua dari masing-masing gawang dan dua lagi dari menara tinggi.

Rekaman video tersebut nantinya dapat ditampilkan di layar besar untuk mengetahui pergerakan, kekurangan pemain dari segi posisi. Sehingga, dengan cara ini Nagelsmann dapat memberi penjelasan detail kepada pemainnya.