Bola Internasional

Kisah Pesepak Bola Indonesia di Amerika Serikat: Puasa dan Raih Gelar Juara Saat Pandemi

Jumat, 7 Mei 2021 07:45 WIB
Editor: Subhan Wirawan
 Copyright:

INDOSPORT.COM – Intip salah satu kisah pesepak bola asal Indonesia, George Brown di Amerika Serikat, mulai dari rasakan puasa di tengah pandemi hingga sukses raih gelar juara.

Nama George Brown sendiri sebelumnya memang sempat jadi perbincangan para pecinta sepak bola Tanah Air, lantaran pemain berdarah Inggris ini beberapa kali mengikuti seleksi Timnas Indonesia.

Walau belum beruntung untuk memperkuat skuad Garuda, namun pemain yang kini berusia 22 tahun tersebut tetap mampu membawa harum Indonesia di kancah sepak bola internasional.

Teranyar, George Brown diketahui meraih gelar juara di ajang GLIAC 2021, sebuah kompetisi atletik antar perguruan tinggi di daerah Barat Amerika Serikat yang berafiliasi dengan Divisi II NCAA (National Collegiate Athletic Association).

GLIAC Trophy sendiri merupakan kompetisi antar universitas cukup terkenal di Amerika Serikat. Sehingga, tim ataupun pemain yang meraih gelar juara di ajang ini berpotensi melanjutkan karier sepak bola pada jenjang lebih tinggi di negeri Paman Sam.

Keberhasilan George Brown merengkuh gelar juara di Amerika Serikat terbilang sangat mengesankan. Pasalnya, pemain yang biasa beroperasi sebagai winback tersebut mampu meraih juara di tengah situasi pandemi serta dalam kondisi bulan puasa.

Kepada INDOSPORT, Indah Brown selaku Ibunda dari George coba menceritakan tentang perjuangan sang putra selama di Amerika Serikat, terutama saat menjalani bulan Ramadhan hingga akhirnya berprestasi di ajang GLIAC 2021

Indah menjelaskan, bahwa sang putra telah berada di Amerika Serikat sejak bulan Januari silam. Itu artinya, George sudah meninggalkan Indonesia kurang lebih selama enam bulan, bahkan menjalani hari-hari pertama di bulan puasa di negeri tetangga.

“Dari bulan Januari George sudah balik ke USA. Harusnya selesai Juni ini dengan double bachelor degrees, Sport Managemen dan Fashion Business. Tapi karena Covid kemaren, semua pertandingan ditunda, jadi diminta Coachnya untuk perpanjang satu semester lagi dan masih dalam program beasiswanya. Insya Allah Desember selesai,” ucapnya.

Diakui Indah, bahwa George cukup kewalahan menjalani jadwal latihan yang padat jelang turnamen GLIAC selama bulan puasa. Beruntung, George memiliki teman satu tim yang beragama islam. sehingga mempermudah George untuk melakukan sahur dan buka puasa.

“Bulan puasa susah buat George. Karena latihan full setiap hari untuk menghadapi GLIAC Tournament ini. Kebetulan ada teman satu rumah yang beragama Islam dan satu tim. Jadi mereka sahur dan buka bersama,”

“Mereka beli kurma banyak, karena dapat membantu meningkatkan energi. Biasanya, George masak untuk makan malam sama Sahur. Untuk buka sekedarnya saja. Baru masak lagi untuk makan malam,” tambah Indah.