Liga Inggris

Juara Piala FA Usai Kalahkan Chelsea, Pemain Leicester City Kibarkan Bendera Palestina

Minggu, 16 Mei 2021 09:28 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Isman Fadil
© Alex Pantling - The FA/The FA via Getty Images
Pemain Leicester City, Hamza Choudhury, memegang bendera Palestina usai timnya mengalahkan Chelsea di partai final Piala FA, Sabtu (15/05/21). Copyright: © Alex Pantling - The FA/The FA via Getty Images
Pemain Leicester City, Hamza Choudhury, memegang bendera Palestina usai timnya mengalahkan Chelsea di partai final Piala FA, Sabtu (15/05/21).

INDOSPORT.COM – Dua pemain Leicester City, Wesley Fofana dan Hamza Choudhury mengibarkan bendera Palestina saat menjadi juara Piala FA usai mengalahkan Chelsea, Minggu (16/05/21).

Leicester City baru saja menyabet gelar juara Piala FA 2020/21 usai menang tipis 1-0 dari Chelsea, yang terpaksa kembali menjadi runner-up untuk kedua kalinya.

Selain menyuguhkan pertandingan menarik dan ketat, juga terdapat momen menarik sekaligus mulia yang dilakukan oleh dua bintang Leicester City saat laga final melawan Chelsea baru saja dinyatakan berakhir.

Wesley Fofana dan Hamza Choudhury mengibarkan bendera Palestina di Stadion Wembley, London, Inggris sebagai bentuk dukungan mereka kepada rakyat Palestina yang kini masih berkonflik dengan Israel.

Keduanya diketahui memang merupakan pemain sepak bola yang beragama muslim, dengan Wesley Fofana berasal dari keluarga muslim Mali, sedangkan Hamza Choudhury dari keluarga Bengali muslim.

Konflik antara Palestina dan Israel kembali terjadi, di mana awalnya bermula karena adanya upaya pengusiran warga Palestina dari rumah mereka oleh para pemukim Yahudi yang ingin merebutnya, serta sejumlah faktor yang menyebabkan konflik tersebut terus memanas.

Kedua negara masih terus melakukan serangan baik melalui udara maupun laut, yang menyebabkan ratusan korban meninggal dunia dan luka-luka.

Terbaru, tim medis dari Palestina menyatakan sedikitnya 132 orang tewas di Gaza sejak Senin (10/05/21) lalu, diantaranya ialah 32 anak-anak dan 21 perempuan, serta 950 lainnya terluka.