INDOSPORT.COM - Terdapat sebuah kisah menarik dalam iklan Pizza Hut Inggris di tahun 1996 yang berhubungan dengan Euro 2020.
Seperti diketahui, Inggris berhasil memastikan diri lolos ke babak 8 besar Euro 2020 usai mengalahkan Jerman di Stadion Wembley.
Keberhasilan tersebut merupakan kali pertama dalam sejarah Inggris sejak tahun 1966, di mana mereka bisa mengalahkan Jerman di kompetisi resmi pada fase gugur.
Kesuksesan yang diraih skuad Gareth Southgate kali ini pun kembali mengenang iklan pizza hut yang nyentrik di Inggris pada tahun 1996.
Kala itu, beberapa legenda Inggris seperti Gareth Southgate, Stuart Pearce, dan Chris Waddle berada dalam satu frame di sebuah restoran pizza.
Ketiganya hendak membeli makanan dan memesan pizza. Menariknya, cara mereka memesan makanan dan gimmick yang dikeluarkan turut merepresentasikan keadaan mereka kala itu.
"Gareth was rather good. I thought he walked into a post like a real pro.”
— Adam Hurrey (@FootballCliches) June 27, 2021
Lovely stuff from @AdamLeventhal: the inside story of 1996's Pearce/Waddle/Southgate Pizza Hut masterpiece...
Terlihat pada video di atas, ada momen di mana Stuart Pearce yang hendak memesan mengatakan 'Miss, Miss, Miss' kepada sang pelayan.
Dilansir dari Daily Mail, ucapan Pearce tersebut merujuk kepada dirinya yang gagal dalam mengeksekusi tendangan penalti di Piala Dunia 1990 saat melawan Jerman Barat di semifinal.
Kala itu, Pearce tidak sendiri. Dirinya bersama dengan Chris Waddle yang juga gagal dalam mengeksekusi tendangan penalti, yang berujung kekalahan dengan skor 3-4.
Sedangkan pria yang mengenakan kantong kertas berwarna cokelat adalah Gareth Southgate.
Dirinya sengaja melakukan itu karena iklan tersebut dibuat pada tahun 1996, momen di mana Inggris tersingkir dari ajang Euro 1996 oleh Jerman lewat adu penalti. Kala itu, tendangan Southgate mengenai tiang gawang.
Momen terbentur tiang gawang pun terlihat dalam iklan pizza hut tersebut, di mana Southgate secara tidak sengaja menabrak tembok.
Daily Mail mengabarkan bahwa iklan Pizza Hut tersebut sengaja dibuat dengan menggunakan tiga pemain Inggris yang gagal dalam mengeksekusi penalti sebagai bagain dari sebuah terapi.
Terapi yang dimaksud di sini adalah menjadi kegagalan mereka, sebagai sebuah komedi untuk dapat menerimanya dengan besar hati dan melanjutkan kehidupan seperti sedia kala.