In-depth

Sejarah Fenomena Langka Paraguay, Tembus Final Copa America Tanpa Pernah Menang

Selasa, 20 Juli 2021 08:05 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© ABC Deportes
Segenap pemain Paraguay merayakan kesuksesan menembus final Copa America usai mengalahkan Venezuela via adu penalti, 20 Juli 2011. Copyright: © ABC Deportes
Segenap pemain Paraguay merayakan kesuksesan menembus final Copa America usai mengalahkan Venezuela via adu penalti, 20 Juli 2011.

INDOSPORT.COM - Sekitar lima tahun silam, Portugal menuai sensasi di Euro 2016. Tim berjulukan Seleccao dan Quinas tersebut merengkuh titel perdana kendati hanya pernah sekali menang di waktu normal (90 menit) sedari fase grup hingga final.

Lima tahun sebelum Euro 2016, terdapat fenomena sejenis yang terlebih dulu menyita perhatian penikmat sepak bola, terutama kawasan Amerika Selatan. Pelakunya tidak lain adalah Paraguay di Copa America 2011.

Bayangkan saja, Paraguay melaju ke final menantang Uruguay dengan modal lima hasil imbang. Perinciannya adalah versus Ekuador (0-0; fase grup), Brasil (2-2; fase grup), Venezuela (3-3; fase grup), dan Brasil lagi (0-0; perempat final).

Paraguay lolos ke perempat final dengan menempati salah satu dari dua slot peringkat ketiga terbaik fase grup. Langkah Albirroja alias Si Putih-Merah berlanjut ke semifinal setelah menyingkirkan Brasil lewat drama adu penalti (2-0).

Di semifinal, Paraguay kembali bersua Venezuela, 20 Juli 2011. Bayang-bayang hasil imbang dan adu penalti seketika muncul sebelum sepak mula digelar. 

Maklum, kedua tim sama-sama mengusung permainan pragmatis cenderung defensif sepanjang Copa America 2011 lantaran tak punya striker haus gol yang dapat diandalkan.

Venezuela sedikit lebih dominan sepanjang pertandingan. Peluang-peluang bagus mampu mereka ciptakan, dua di antaranya hampir berbuah gol andai tandukan Alejandro Moreno pada menit ke-43 tidak membentur mistar dan sepakan Solomon Rondon tak ditepis Justo Villar. 

Skor kacamata bertahan sampai wasit meniup peluit akhir, sehingga duel berlanjut ke babak ekstra. Venezuela lagi-lagi harus gigit jari karena dua peluang emas mereka digagalkan tiang gawang Paraguay, masing-masing sontekan Miku (94’) dan tendangan bebas Juan Arango (96’).

Paraguay kian berada di bawah tekanan usai kehilangan Jonathan Santana. Dia diganjar kartu kuning kedua akibat mengasari Solomon Rondon, hanya beberapa centimeter dari kotak penalti timnya pada menit ke-102.

Kendati begitu, Paraguay sanggup bertahan di sisa waktu dan memaksa Venezuela mengadu nasib dalam babak tos-tosan. Skenario yang berjalan sesuai rencana karena Justo Villar cs. sukses memetik kemenangan dan melaju ke final.

Seluruh penendang Paraguay berhasil menunaikan tugas secara sempurna, sedangkan eksekusi ketiga Venezuela yang diambil Franklin Lucena mentah di tangan Villar. Skor akhir 5-3 untuk Albirroja.

“Kami harus berjuang mati-matian untuk memenangi pertandingan semifinal kontra Venezuela, yang penentuannya via adu penalti. Kami cuma berusaha agar seluruh eksekusi berujung gol karena situasi itu sama saja seperti undian lotere,” cetus Justo Villar selepas laga.