12 Tim Pecat Pelatih, Bukti Hasil Lebih Suci daripada Proses di Liga 1
Sayangnya keinginan publik tidak sejalan dengan iklim kompetisi dalam negeri, dimana banyak klub Liga 1 yang sering menggonta-ganti pelatihnya meski kompetisi sedang berjalan.
Hal tersebut lantaran klub banyak mendapat tekanan dari para pendukung yang menginginkan setiap pertandingan untuk dimenangkan.
Tingginya tuntutan prestasi dan tekanan untuk memenangkan setiap pertandingan, membuat kinerja pelatih di Liga 1 tak tak maksimal karena ancaman pemecatan bisa datang sewaktu-waktu.
Pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts contohnya. Juru taktik Persib Bandung itu mengaku tidak mengerti mengapa klub Liga 1 sering gonta-ganti pelatih. Ini membuat pelatih, baik asing maupun lokal seolah dalam posisi tidak aman.
Robert Rene Alberts mengatakan setiap pelatih butuh waktu untuk membangun tim dan menjadikannya disegani di kompetisi. Ini dialaminya selama membesut Persib. Intinya ada proses yang harus dijalani, bukan semata-mata memburu hasil instan.
"Kalau saya tanggapi, setelah selesai paruh pertama, ada pergantian dari 18 klub, 12 klub sudah melakukan pergantian pelatih dan ini salah satu rekor yang pecah karena di dunia tidak ada yang seperti ini," kata Robert.
"Di (banyak negara) dunia tidak pernah ada yang seperti ini, mereka hanya mengganti satu-dua (pelatih) sampai kompetisi selesai," ungkap pria asal Belanda tersebut.
Terbaru ada Persija Jakarta dan Borneo FC yang telah memutus kontrak kerja sama dengan pelatihnya. Macan Kemayoran mendepak Angelo Alessio, sedangkan Borneo FC memecat Risto Vidakovic.
Bagi Borneo FC, ini adalah kali kedua mereka memecat pelatih. Sebelumnya ada Mario Gomez yang kerja samanya diputus pada pertengahan putaran pertama Liga 1 2021 lalu.