Liga Italia

Penonton Masih Belum Diizinkan Hadir Penuh, Klub-klub Italia Semakin Terancam Bangkrut

Kamis, 27 Januari 2022 13:38 WIB
Penulis: Izzuddin Faruqi Adi Pratama | Editor: Juni Adi
© REUTERS
Beppe Marotta, petinggi Inter Milan, khawatir dengan terus ditekannya jumlah penonton di stadion Serie A yang nantinya bisa mempengaruhi keuangan semua klub. Copyright: © REUTERS
Beppe Marotta, petinggi Inter Milan, khawatir dengan terus ditekannya jumlah penonton di stadion Serie A yang nantinya bisa mempengaruhi keuangan semua klub.

INDOSPORT.COM - Direktur Inter Milan, Giuseppe 'Beppe' Marotta, meminta agar Liga Italia untuk kembali mengizinkan agar stadion-stadion untuk kembali dihadiri penonton dengan jumlah maksimal.

Jika tidak maka neraca keuangan tim-tim di segala kasta akan mengalami masalah besar. Sejak pandemi Covid-19 mulai merebak, Liga Italia memang salah satu yang paling terdampak.

Hingga kini klub-klubnya belum bisa sama sekali menggelar pertandingan dengan kapasitas penonton 100% lagi di stadion.

Sempat ada kemajuan dengan diizinkannya separuh bangku di tribun untuk dipenuhi namun karena ada peningkatan kasus positif, para klub sepakat untuk mengalah dan menggalakkan lagi protokol kesehatan ketat. Hanya saja kali ini jauh 'jahat'.

Tiap pertandingan kini hanya bisa ditonton paling banyak 5.000 penonton secara langsung di stadion.

Tentunya ini akan sangat berpengaruh dengan isi dompet para klub yang memang bergantung pada pendapatan tiap matchday dalam bentuk laba tiket, suvenir, maupun makanan dan minuman.

Maka dari itu Marotta meminta agar segera ditemukan solusi agar stadion-stadin bisa ramai kembali. Jika tidak maka situasi yang dialami Inter Milan, limbung secara keuangan, akan menular ke klub-klub Liga Italia lain.

"Serie A dan sepak bola Italia secara menyeluruh sedang dalam resiko kebangkrutan. Pemerintah dan politisi seharusnya tidak diam saja," ungkap Marotta seperti yang dikutip dari Il Sole 24 Ore.

"Jika Prancis dan Inggris sudah bisa memasukkan para penonton ke stadion tanpa batasan kenapa Italia justur makin mengurangi?. Kami sidah serius dalam memerangi Covid namun terus dipaksa untuk berkorban," tambah mantan petinggi Juventus tersebut.