Liga Indonesia

Kiper Liga 1 Bertaruh Nyawa, Muhammad Ridho Akui Pernah Hilang Ingatan

Selasa, 15 Maret 2022 12:41 WIB
Penulis: Martini | Editor: Indra Citra Sena
© smeckhooligan
Batu nisan Choirul Huda. Copyright: © smeckhooligan
Batu nisan Choirul Huda.
Belajar dari Choirul Huda dan Taufik Ramsyah

Kasus cedera kiper yang membahayakan nyawa, tidak hanya terjadi di Liga 1, melainkan juga di Liga 2, Liga 3, hingga Liga Amatir.

Seperti saat benturan yang terjadi pada kiper Persik Kediri, Adi Satryo, beberapa waktu lalu, adalah pelajaran yang kembali didapat agar pemain lebih berhati-hati.

Kala itu, Adi Satryo sempat mengalami benturan dan tidak sadarkan diri, lalu ia dibawa ke rumah sakit. Andai terlambat, maka nyawanya pun bisa saja melayang.

"Kalau kiper sudah jatuh, lebih baik ditolong dahulu, sebelum kejadian lain-lain. Kemarin hampir saja Adi Satryo, untunglah ada yang kasih pertolongan pertama," ucap M. Ridho.

Ya, salah satu insiden tragis yang membuat trauma para kiper adalah wafatnya sosok penjaga gawang Persela Lamongan, Choirul Huda, dan yang teranyar Taufik Ramsyah.

"Seperti kejadian Choirul Huda dulu, itu kan karena tidak ada yang tahu bagaimana cara penanganannya, terlambat," kenang Ridho.

"Yang kedua, pemain Liga 3 Pekanbaru itu (Taufik Ramsyah) lambat sekali ambulans, dia tergeletak beberapa menit, di video itu saya sampai gemas sekali, mana medisnya."

Belajar dari pengalaman tersebut, M. Ridho berharap para striker juga paham dengan batas serangannya, agar tidak mencelakai kiper yang bertaruh nyawa di lapangan.

"Kita harus ingatkan striker, kalau sudah 70 persen masuk bola kiper, jangan diteruskan, karena semua sama-sama mencari rezeki, mencari uang dari sepak bola," tuntasnya.