Liga Indonesia

Liga 3: PSSI Bongkar Klub Sadis Penunggak Gaji Rp250.000, Milik Pemain Naturalisasi?

Jumat, 15 April 2022 11:25 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Indra Citra Sena
© Borneo FC
Striker Bhayangkara FC, Herman Dzumafo, mendirikan klub Pekanbaru United dan menjalin kerja sama dengan Presiden Borneo FC, Nabil Husein. Copyright: © Borneo FC
Striker Bhayangkara FC, Herman Dzumafo, mendirikan klub Pekanbaru United dan menjalin kerja sama dengan Presiden Borneo FC, Nabil Husein.

INDOSPORT.COM - PSSI melalui Sekjen Yunus Nusi akhirnya bersuara soal kasus klub Liga 3 yang hanya memberi gaji minimalis sebesar Rp250.000 selama setahun dan ditunggak pula.

Kabar mengenai klub Liga 3 yang hanya memberi gaji sebesar Rp250.000 selama setahun dikumandangkan oleh Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI).

Bahkan lebih mirisnya lagi, sudah hanya sebesar Rp250.000, klub itu masih saja menunggak gaji pemainnya. Hal ini dilontarkan oleh Deputy Chief Executive APPI, Gotcha Michel.

"Ya itu benar, untuk Liga 3 ada pemain yang gajinya Rp250.000 setahun," kata Gotcha Michel kepada awak media beberapa waktu lalu.

Terkait kabar ini, PSSI akan menindaklanjuti laporan dari Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia (APPI) yang menyebutkan ada klub Liga 3 tidak membayarkan gaji pemain.

Berdasarkan penelusuran PSSI, klub tersebut berdomisili di Pekanbaru dan dimiliki oleh salah satu pemain naturalisasi asal Kamerun. Petujuk ini kemungkinan mengacu kepada Pekanbaru United.

Yunus Nusi mengatakan bahwa PSSI akan melakukan koordinasi dengan Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI di mana klub tersebut berdomisili.

“Klub Liga 3 itu amatir. Itulah sebabnya kami akan koordinasi dengan Asosiasi Provinsi (Asprov) setempat. Karena itu wewenang mereka," ucap Yunus, Jumat (15/4/22).

Yunus Nusi berharap kepada sang pemilik klub untuk segera menyelesaikan tunggakan gaji. Kasus ini menjadi pembelajaran bahwa tidak mudah untuk mengelola sebuah tim karena membutuhkan biaya besar.

"Kami (PSSI) ingin kasus segera diselesaikan oleh pemilik klub. Kalau sudah terjun ke sepak bola nasional, Anda harusnya bertanggung jawab. Komitmen itu harus dipegang terus. Jangan sampai menyengsarakan para pemain,” imbuh Yunus.