In-depth

Ronaldo Nazario, Kisah Comeback dari Cedera Paling Sensasional di Dunia

Rabu, 4 Mei 2022 06:10 WIB
Penulis: Izzuddin Faruqi Adi Pratama | Editor: Prio Hari Kristanto
© Getty Images
Ronaldo dan Rivaldo Copyright: © Getty Images
Ronaldo dan Rivaldo
Bangkit di Piala Dunia 2002

Karenanya, Ronaldo tidak bisa bermain lagi sampai September 2001. Sangat disayangkan karena dua cedera parahnya itu disebabkan oleh dirinya sendiri.

Di eranya, pemain seperti Ronaldo sangatlah tidak umum. Badannya besar dan kokoh namun ia masih punya ekplosivitas tinggi serta teknik dan kecepatan di atas rata-rata.

Bisa dikatakan tubuh Ronaldo tidak kuat menahan bakatnya sendiri. Gaya permainannya yang meledak-ledak rupanya sangat membeani persendian dan cedera parah pun tidak dapat terelakkan.

Maka dari itu saat melakukan rehabilitasi, jebolan akademi Cruzeiro tersebut diberi tahu jika bisa kembali bermain pun kemampuannya akan berkurang drastis.

Prediksi itu sempat terlihat bakal menjadi nyata usai di musim 2001/2002, Ronaldo pasca pulih hanya mengemas tujuh gol dari 16 penampilan untuk Inter Milan.

Bukan statistik yang bagus. Timnas Brasil pun dibuat cemas. Karena di Piala Dunia 2002 mereka ingin mengandalkan Ronaldo demi menjadi juara untuk kali kelima.

Ronaldo justru tak disangka-sangka bisa tampil brilian dan mengukir performa individu paling ikonik sepanjang sejarah Piala Dunia.

Di Korea Selatan dan Jepang, Ronaldo sudah menceploskan empat gol di fase grup. Saat memasuki babak gugur, ketajamannya tidak hilang dan bersama Rivaldo mengemas masing-masing satu gol untuk menyingkirkan Belgia dari 16 besar.

Pada perempat final Ronaldo puasa gol namun kembali menebar teror saat Brasil melangkah ke semifinal. Lesakan tunggalnya cukup membawa Selecao menggulingkan Turki si kuda hitam.

Jerman yang menjadi lawan Brasil di partai puncak pun tidak luput ia permalukan. Ronaldo memaksa Oliver Kahn, salah satu kiper terbaik dunia saat itu, memungut bola dua kali dari gawangnya sendiri.