Liga Champions

Dari Penampungan Pengungsi ke Final Liga Champions, Wonderkid Real Madrid jadi Motivasi Dunia

Sabtu, 28 Mei 2022 14:37 WIB
Penulis: Izzuddin Faruqi Adi Pratama | Editor: Subhan Wirawan
© REUTERS/Juan Medina
Eduardo Camavinga merasa bangga bisa menjadi pemain Real Madrid di final Liga Champions meski hanya lahir di pengungsian korban perang Angola. (Foto: REUTERS/Juan Medina) Copyright: © REUTERS/Juan Medina
Eduardo Camavinga merasa bangga bisa menjadi pemain Real Madrid di final Liga Champions meski hanya lahir di pengungsian korban perang Angola. (Foto: REUTERS/Juan Medina)

INDOSPORT.COM - Gelandang belia Real Madrid, Eduardo Camavinga, mengakui bahwa final Liga Champions 2021/2022 bakal menjadi momen emosional baginya.

Ia tidak menyangka jika dirinya yang lahir dari tempat penampungan pengungsi Angola pada usia 19 tahun sudah bisa menjejakkan kaki di partai puncak kompetisi sepak bola antar klub terakbar.

Camavinga sendiri baru menikmati musim debut bersama Real Madrid sejak didatangkan dari Rennes musim panas lalu senilai 31 juta Euro.

Sejauh ini nasib seakan tersenyum padanya usai sukses membatu Los Blancos menjuarai Liga Spanyol dan juga Piala Super Spanyol.

Seperti yang sudah diduga banyak orang, Camavinga tidak bisa langsung menjadi penghuni reguler starting XI di Santiago Bernabeu.

Masih ada banyak pemain tengah brilian yang harus ia saingi seperti Luka Modric, Toni Kroos, Fede Valverde, hingga Casemiro.

Namun meski demikian ia tidak keberatan karena sebelumnya ia tidak pernah menyangka jika seorang bocah korban perang saudara Angola (1976-2002) bisa sukses bermain untuk Real Madrid dan menuju final Liga Champions.

"Saya lahir di sebuah kamp pengungsi di Angola usai keluarga saya melarikan diri dari peperangan,” ucap Eduardo Camavinga pada Badan Khusus PBB untuk Pengungsi (UNHCR).

"Kemduian mereka membawa saya ke kehidupan baru di Prancis dan sepak bola telah membawa saya ke final Liga Champions,” tambah pemilik tiga caps di timnas Prancis itu.

"Saya bersyukur bisa bermain dan bangga dengan pencapaian ini sebagai anak pengungsi. Saya berharap jutaan pengungsi di seluruh dunia yang juga mencintai sepakbola tahu bahwa kita berdiri bersama,” pungkasnya sembari memotivasi.