In-depth

Revolusi Taktik Inter Milan Usai Dybala dan Lukaku Datang: Sandingkan Trio Monster Gol Serie A

Senin, 30 Mei 2022 12:56 WIB
Editor: Subhan Wirawan
© Juventus FC/Juventus FC via Getty Images
Paulo Dybala dari Juventus mengontrol bola selama pertandingan fase Grup G Liga Champions UEFA antara Juventus dan FC Barcelona Copyright: © Juventus FC/Juventus FC via Getty Images
Paulo Dybala dari Juventus mengontrol bola selama pertandingan fase Grup G Liga Champions UEFA antara Juventus dan FC Barcelona
3-5-2 yang Jadi Ciri Khas Inter Milan

Dalam beberapa musim terakhir, Inter Milan sudah sangat dikenal dengan gaya bermain dua striker dan memaksimalkan peran lini tengah.

Semenjak ditangani Antonio Conte pada musim 19/20 silam, Inter Milan telah pakem dengan formasi 3-5-2 dengan bertumpu pada Lautaro Martinez dan Lukaku.

Berbekal tandem tersebut, Inter Milan mampu mencetak 81 gol dalam semusim di Serie A serta finish di peringkat kedua klasemen akhir.

Di musim berikutnya, pakem 3-5-2 juga masih digunakan Inter Milan dan berhasil membantu tim mengakhiri puasa gelar juara dengan finish teratas lewat koleksi 91 poin.

Bahkan setelah ditinggal Antonio Conte pada musim 21/22, Inter Milan yang dipimpin Simone Inzaghi masih mempertahankan skema 3-5-2 yang kali ini bertumpu pada duet Lautaro Martinez dan Edin Dzeko usai Lukaku memutuskan hengkang ke Chelsea.

Walau gagal menjadi juara, namun duet Lautaro Martinez dan Edin Dzeko sukses membawa Inter Milan keluar sebagai tim dengan produktivitas gol paling tinggi yakni mencapai 89.

Kini dengan rencana kembali datangkan Romelu Lukaku serta memboyong Paulo Dybala secara bersamaan, akan sangat rugi buat Inter Milan jika harus tetap bermain dengan skema 3-5-2.

Pasalnya, di formasi tersebut harus ada satu penyerang yang berada di bangku cadangan. Padahal jika melihat trek rekor Lautaro Martinez, Romelu Lukaku dan Paulo Dybala, semuanya merupakan mesin gol Serie A yang sayang untuk dibangku cadangkan.

Lukaku misalnya, walau hanya dua musim di Serie A namun mampu cetak 47 gol dari 72 pertandingan. Sementara Paulo Dybala, sukses ciptakan 98 gol dari 271 laga Serie A. Sebuah angka yang membuktikan betapa berbahayanya ia saat berada di kotak penalti.

Tak beda jauh dari dua pemain di atas, Lautaro Martinez yang jadi striker utama Inter Milan dalam beberapa musim terakhir juga terus menunjukkan perkembangan positif.

Teranyar pada musim 21/22 lalu, pemain berusia 24 tahun itu sukses mengemas 21 gol dari 35 lag Serie A.

Dari kondisi tersebut, maka salah satu opsi terbaik buat Inter Milan adalah merubah taktik 3-5-2 menjadi 4-3-3, agar ketiga striker mereka bisa bermain bersama.

Dalam formasi ini, Romelu Lukaku yang punya trek rekor sebagai goal getter akan memainkan peran sebagai ujung tombak.