Liga Champions

Bukan Sadio Mane, Liverpool Diminta Buang Jauh-jauh Pemain Ini Usai Kalah di Final Liga Champions

Selasa, 31 Mei 2022 17:51 WIB
Penulis: Izzuddin Faruqi Adi Pratama | Editor: Isman Fadil
© Reuters/Carl Recine
Thiago Alcantara dianggap Dietmar Hamann sebagai penyebab kenapa Liverpool tidak bisa juarai Liga Champions dan kalah dari Real Madrid. Copyright: © Reuters/Carl Recine
Thiago Alcantara dianggap Dietmar Hamann sebagai penyebab kenapa Liverpool tidak bisa juarai Liga Champions dan kalah dari Real Madrid.

INDOSPORT.COM - Thiago Alcantara menuai kritikan hebat dari legenda Liverpool, Dietmar Hamann, usai The Reds gagal menang di final Liga Champions 2022.

Bagi Hamann, sang gelandang Brasil bukan pemain spesial dan hanya dibesar-besarkan oleh media alias 'overrated'.

Sepanjang 2021/2022, Thiago memainkan 39 pertandingan di semua ajang dengan sumbangan dua gol dan empat assist. 

Eks Barcelona dan Bayern Munchen tersebut dipasang sebagai starter oleh Liverpool di final Liga Champions kontra Real Madrid akhir pekan lalu dan hanya bertahan 70 menit.

Selama berada di atas lapangan Stade de France, Thiago mampu melepas 74 umpan berakurasi 95%, 1 tembakan, 1 tekel, 1 dribel, dan dua umpan kunci namun untuk Hamann itu saja belum cukup.

Hamann melihat Thiago sebagai pemain yang oke namun tidak bisa membuat perubahan saat Liverpool tengah butuh keajaiban.

Jika punya gelandang dengan tipe seperti itu, maka Hamann merasa jika Liverpool sebenarnya bisa menang melawan Real Madrid dan mengangkat trofi Liga Champions ketujuh mereka.

"Menurut saya, Liverpool perlu sedikit modernisasi di tim, terutama di lini tengah. Saya tidak memahami puja-puji untuk Thiago Alcantara," ujar Dietmar Hamann pada Sky Sports.

"Buat saya, dia adalah salah satu pemain paling overrated di sepak bola Eropa. Ketika laga berjalan lancar dan Anda banyak menguasai bola, dia pemain yang bagus. Tetapi ketika situasi memburuk Anda tak bisa melihatnya,"

"(Naby) Keita juga mengecewakan, (Jordan) Henderson lebih cocok disebut pengangkut air (pekerja keras). Mereka membutuhkan pemain yang bisa membuat perbedaan dan memberikan hal ekstra buat tim," tambah eks penggawa timnas Jerman itu lagi.