Liga Champions

Terkait Insiden Pengusiran Suporter di Final Liga Champions, UEFA Akhirnya Meminta Maaf

Sabtu, 4 Juni 2022 15:15 WIB
Penulis: Izzuddin Faruqi Adi Pratama | Editor: Isman Fadil
© REUTERS/Gonzalo Fuentes
Toni Kroos dan Virgil van Dijk di Final Liga Champions Liverpool vs Real Madrid (REUTERS/Gonzalo Fuentes) Copyright: © REUTERS/Gonzalo Fuentes
Toni Kroos dan Virgil van Dijk di Final Liga Champions Liverpool vs Real Madrid (REUTERS/Gonzalo Fuentes)
Janji untuk Tidak Diam

Jawaban dari UEFA baru muncul pada Jumat (03/06/22) lalu dengan mereka menyesali kelalaian untuk mentertibkan final Liga Champions.

Selanjutnya mereka juga siap untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut guna menangkap pelaku pembuat onar.

"UEFA dengan tulus meminta maaf kepada semua penonton yang mengalami atau menyaksikan peristiwa menakutkan dan menyedihkan menjelang final Liga Champions UEFA di Stade de France pada 29 Mei 2022 di Paris, pada malam yang seharusnya menjadi perayaan sepak bola Eropa," begitu bunyi pernyataan dari UEFA.

"Tidak ada penggemar sepak bola yang harusnya terlibat ke dalam situasi itu, dan kejadian serupa tidak boleh terjadi lagi."

"Untuk itu, segera setelah acara, UEFA menugaskan penyelidik independen untuk mengidentifikasi kekurangan dan tanggung jawab semua entitas yang terlibat dalam penyelenggaraan final, dan hari ini telah menerbitkan Kerangka Acuan untuk tinjauan ini."

"Tim penyelidik, yang akan dipimpin oleh Dr. Tiago Brandao Rodrigues dari Portugal, bertujuan untuk memahami apa yang terjadi menjelang final, dan menentukan pelajaran apa yang harus dipetik untuk memastikan tidak ada lagi insiden seperti ini ke depannya."

"Peninjauan akan berusaha untuk menetapkan gambaran lengkap dan garis waktu tentang apa yang terjadi pada siang hari, baik di dalam stadion dan area di sekitarnya, termasuk memeriksa arus penonton ke stadion melalui berbagai titik masuk ke stadion."

Insiden memalukan di final Liga Champions lalu tak elak membuat reputasi UEFA semakin turun di mata fans sepak bola bukan cuma penyokong Real Madrid atau Liverpool saja.

Mereka dinilai lamban dalam merespon juga telah lalai dalam melaksanakan kewajiban usai orientasi utama. Di saat bersamaan tuduhan mata duitan pada badan tertinggi sepak bola Eropa itu juga makin bergulir.