Liga Italia

Kisah Rivaldo, Dari Pemain Top Barcelona Sampai Transfer Terburuk AC Milan

Sabtu, 30 Juli 2022 07:56 WIB
Penulis: Henrikus Ezra Rahardi | Editor: Isman Fadil
© AFP
Pemain Barcelona mengerubungi Rivaldo usai membobol gawang Real Madrid dalam pertandingan LaLiga Spanyol, 3 Maret 2001. Copyright: © AFP
Pemain Barcelona mengerubungi Rivaldo usai membobol gawang Real Madrid dalam pertandingan LaLiga Spanyol, 3 Maret 2001.

INDOSPORT.COM – Mantan bintang sepakbola Brasil, Rivaldo punya kisah miris, saat menjadi pemain top di Barcelona hingga jadi pesakitan di klub raksasa Liga Italia, AC Milan.

Legenda Brasil, Rivaldo, sempat disebut oleh Paolo Maldini sebagai salah satu pemain terbaik dunia yang berseragam AC Milan, saat baru gabung selepas menjuarai Piala Dunia 2022 di Korea Selatan dan Jepang.

Turnamen empat tahunan ini sebenarnya memperlihatkan baik dan buruknya Rivaldo yang meskipun mencetak lima gol selama turnamen, tetapi terkena cedera yang disebabkan bek timnas Turki kala itu, Hakan Unsal.

Bahkan, pelatih timnas Brasil, Luiz Felipe Scolari menyebut bahwa Rivaldo lebih baik daripada Ronaldo yang didapuk menjadi pemain terbaik Piala Dunia 2022.

Rivaldo dikenal punya giringan bola dan cara mencetak gol yang hebat. Itu semua diperlihatkan selama lima tahun membela Barcelona. Kala itu, sang pemain datang ke Barcelona atas rekomendasi sang pelatih Bobby Robson.

Kala itu, Rivaldo datang sebagai tebusan usai Barcelona gagal mendatangkan legenda timnas Inggris, Steve McMananman.

Kepercayaan Blaugrana pun dibayar Rivaldo dengan 136 gol dari 253 pertandingan yang sungguh impresif jika dibandingkan dengan penyerang lainnya.

Rentetan gol itu kemudian menghasilkan dua gelar Liga Spanyol, satu gelar Copa del Rey, dan Ballon d’Or yang disandingkan dengan pemain terbaik FIFA 1999.

Namun, hubungan yang kemudian memburuk dengan pelatih Barcelona, Louis van Gaal di musim 1999/2000 membuat nasibnya sempat terancam.

Meskipun begitu, Van Gaal justru yang kemudian ditendang karena gagal menghadirkan trofi untuk Barcelona. Kendati demikian, pelatih yang kini menukangi timnas Belanda itu pun kembali ke Barcelona pada 2002.