In-depth

Boro-boro Tsunami Trofi, 2 Pelatih Belanda Bikin Man United Tsunami Air Mata Lagi di Liga Inggris

Senin, 8 Agustus 2022 11:16 WIB
Editor: Juni Adi
© Reuters/Ed Sykes
Pelatih Manchester United, Erik ten Hag (kiri), dan Cristiano Ronaldo di laga pramusim kontra Rayo Vallecano (31/07/22). (Foto: Reuters/Ed Sykes) Copyright: © Reuters/Ed Sykes
Pelatih Manchester United, Erik ten Hag (kiri), dan Cristiano Ronaldo di laga pramusim kontra Rayo Vallecano (31/07/22). (Foto: Reuters/Ed Sykes)
Tsunami Air Mata

Kekalahan ini membuat nama Erik ten Hag menjadi sorotan lantaran ia gagal memberikan kemenangan di partai perdana Liga Inggris bersama Manchester United.

Padahal kehadirannya cukup membuat banyak penggemar Setan Merah berekspektasi tinggi, mengingat kiprahnya sebagai pelatih bersama Ajax Amsterdam sangat fenomenal.

Ia mampu membawa mantan klubnya itu menjadi kuda hitam Eropa dalam beberapa musim lalu, termasuk bisa mengantarkan hingga ke partai semifinal Liga Champions.

Tak heran jika elektabilitas Erik ten Hag langsung meroket, dan dinilai sebagai pelatih yang tepat untuk mengembalikan performa Manchester United ke persaingan gelar juara.

Sayang di awal-awal karier Erik ten Hag menangani Manchester United tak berjalan mulus. Mereka baru saja merasakan kekalahan di laga perdana Liga Inggris.

Mirisnya lagi, nama Erik ten Hag masuk dalam jajaran pelatih yang lagi-lagi harus membuat rekor buruk yakni memberikan kemenangan perdana Brighton di Old Trafford.

Sebelumnya dalam 14 pertemuan (2 imbang, 12 kalah) Brighton tak pernah bisa meraih kemenangan di Old Trafford.

Padahal persiapan mereka di pramusim terbilang tidak begitu mengecewakan. Manchester United mampu membantai Liverpool 4-0.

Hasil yang bikin banyak pihak optimis, kalau kedatangan Erik ten Hag bakal membuat Manchester United tsunami trofi musim depan.

Namun setelah musim mulai berjalan, bukan tsunami trofi yang hadir melainkan tsunami air mata untuk para pendukung Setan Merah.

Permainan tiki-taka Erik ten Hag tak berjalan mulus, malah mereka yang diberi pelajaran oleh lawannya.

Di lini belakang, kombinasi Harry Maguire dan Lisandro Martinez juga kurang kompak, dengan nama terakhir sering kalah duel karena tubuhnya yang mungil.

Maguire sendiri mengakui itu, ia mengatakan: "Ini sesuatu yang harus kami perbaiki, kalau tidak ini akan terus terjadi," kata Maguire usai laga.

"Senang ada Lisandro Martinez di sini. Kami saling memperebutkan posisi di bek sentral."

"Kami belum banyak main bareng dan di paruh pertama tadi kami tidak satu frekuensi. Kerja sama bek tengah harus dibangun perlahan dan kami akan menjadi semakin baik dan mencatatkan clean sheets," tukasnya.

Sementara itu Erik ten Hag mempunyai alasan tersendiri atas kekalahan ini. Kesalahan sendiri dan kurangnya percaya diri menjadi salah satu penyebabnya.

"Kami memulai pertandingan dengan baik. Namun konsentrasi para pemain mulai menurun seiring kepercayaan diri yang melemah. Hasilnya pemain kami banyak berbuat kesalahan, lalu lawan menghukum kami," ujar Ten Hag.

"Saya memahami masalah itu (kepercayaan diri menurun) setelah apa yang mereka alami musim lalu."

"Tapi tak seharusnya mereka merasakan hal itu. Mereka adalah pemain-pemain bagus, keyakinan itu datang dari dalam diri sendiri," tukas Ten hag usai pertandingan Manchester United vs Brighton di pekan ke-1 Liga Inggris.