In-depth

Fakta Pilu Tragedi Kanjuruhan, Korban Tak Tertolong di Lokasi hingga Lebih Parah dari Hillsborough

Minggu, 2 Oktober 2022 11:51 WIB
Editor: Ilham Oktafian
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Kerusuhan suporter usai laga Arema FC vs Persebaya pada Liga 1 pekan ke-11 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (01/10/22) malam.
1. Korban Tak Tertolong di Lokasi

Ratusan nyawa melayang akibat chaos yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang. Mayoritas dari mereka meninggal di lokasi.

"Berdasarkan data yang kami terima, korban jiwa yang meninggal dunia mencapai 127 orang," ujar Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta melalui press conferrence pada pukul 04.00 WIB.

Jumlah itu merupakan keseluruhan data dari korban yang meninggal dunia. Sebanyak 125 berasal dari suporter yang tak tertolong karena menghirup gas air mata.

"Sementara 2 diantaranya jumlah korban yang meninggal dunia itu, merupakan anggota kepolisian," sambung dia.

2. Lebih Buruk dari Tragedi Hillsborough

Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (01/10/22) mengingatkan kita akan kejadian Hillsborough.

Tragedi Hillsborough sendiri terjadi di Inggris pada 15 April 1989. Kala itu, pendukung Liverpool bertumbangan di Stadion buntut saling berjejal satu sama lain.

Insiden tersebut serupa dengan yang terjadi di Kanjuruhan, Malang. Di mana para suporter Arema FC meninggal di tempat lantaran berdesakan.

Bedanya, saat tragedi di Kanjuruhan, Malang jumlah korban jiwa yang meninggal melampaui tragedi pilu Hillsborough.

Jika Hillsborough mengakibatkan 96 orang meninggal dunia, jumlah korban tewas dalam tragedi di Kanjuruhan, Malang mencapai 127 orang.

Bahkan, jumlah tersebut bisa bertambah mengingat ada belasan korban yang meninggal namun tidak ada identitas.