Liga Indonesia

Termasuk Polisi dan Suporter, Ini 5 Pihak yang Bertanggung Jawab di Tragedi Kanjuruhan

Senin, 3 Oktober 2022 12:25 WIB
Penulis: Izzuddin Faruqi Adi Pratama | Editor: Indra Citra Sena
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan. Foto: Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan. Foto: Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan
Dosa Mereka yang di Balik Layar

Kini giliran mereka yang kelihatannya tidak ada di lokasi kejadian namun tetap punya dosa besar yakni PSSI, PT LIB, dan juga panitia pelaksana pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Panpel diketahui sudah mencetak 42.000 tiket yang membuat Stadion Kanjuruhan dengan kapasitas 4.000 lebih sedikit menjadi penuh sesak. Seolah mereka meremehkan risiko kapasitas berlebih.

Sepertinya mereka lupa, atau memang malas tahu, bawah salah satu bencana stadion terbesar dalam sejarah, yakni Tragedi Hillsborough, disebabkan oleh penumpukkan massa yang terlalu banyak.

Memang konteks dan jenis kecelakaanya berbeda namun bisa saja jumlah korban tragedi Kanjuruhan bisa ditekan andai panpel taat pada pertauran.

PT LIB juga berhak disalahkan karena seolah kehilangan taringnya di hadapan penyiar, dalam kasus ini Indosiar, dalam hal pengaturan jam sepak mula.

Padahal, Polres Malang dan panpel sudah meminta kick-off dipercepat demi memudahkan pengamanan stadion. PT LIB memilih untuk bergeming padahal semakin larut pertandingan semakin besar resiko ancaman keselamatan bagi fans, polisi, dan panpel.

Untuk PSSI, harusnya mereka malu karena walau sudah berdiri hampir satu abad namun belum bisa juga menghentikan atau sekedar menekan tingkat kematian suporter karena rusuh.

Federasi Indonesia terkenal lembek dalam menjatuhkan sanksi ataupun mengambil sikap. Instruksi penundaan sepekan pertandingan setelah Tragedi Kanjuruhan itu dianggap tidak tepat guna.

Seharusnya PSSI berani untuk menghukum dengan pengurangan poin, degradasi, atau bahkan pembekuan dan pembubaran bagi klub yang berbuat onar. Masalahnya denda mahal saja saat ini belum cukup membuat para oknum tersebut sadar.

Akhir kata, di balik musibah pasti ada hikmahnya. Tinggal bagaimana Polisi, suporter, PSSI, PT LIB, dan panpel pertandingan bersikap ke depannya setelah dihadapkan Tragedi Kanjuruhan sebagai pelajaran. Apalah membaik atau justru jadi bahan kliping semata?.