Bola Internasional

Pensiunnya Gonzalo Higuain, Mesin Gol Kelas Wahid yang Sering Dinomorduakan

Selasa, 4 Oktober 2022 19:25 WIB
Penulis: Izzuddin Faruqi Adi Pratama | Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Ira L. Black - Corbis/Getty Images
Gonzalo Higuain di Inter Miami. Foto: Ira L. Black - Corbis/Getty Images. Copyright: © Ira L. Black - Corbis/Getty Images
Gonzalo Higuain di Inter Miami. Foto: Ira L. Black - Corbis/Getty Images.
Terbenam karena Proyek Galactico

Publik pun berekspektasi jika Gonzalo Higuain akan jadi bintang utama Real madrid di 2009/2010 berkaca dari performanya musim lalu namun yang terjadi justru sebaliknya.

Bukan karena pemain berjuluk El Pipita itu tampil jeblok, melainkan El Real berambisi untuk menjalankan lagi proyek skuat bertabur bintang bernama Los Galacticos.

Tidak main-main, Madrid berkali-kali memecahkan rekor transfer dunia saat itu dengan mendatangkan Cristiano Ronaldo, Ricardo Kaka, Karim Benzema, Xabi Alonos, Alvaro Arbeloa, Raul Albiol, Esteban Granero, dan lainnya.

Tidak ketinggalan manajer baru dalam sosok Manuel Pellegrini juga direkrut untuk menggantikan Juande Ramos.

Hebatnya meski kalah pamor dan terbilang masih sangat hijau, namun Higuain seolah enggan tenggelam dan justru menjadi pemain tertajam Los Blancos musim itu dengan total 29 gol di semua ajang.

Hanya saja setelah penampilan luar biasa di 2009/2010 yang juga berbuah konrak baru dari Madrid, Higuain tetap diperlakukan layaknya pemain kelas dua di Santiago bernabeu.

Sorotan serta prioritas menit bermain lebih diberikan pada Ronaldo dan Benzema. Alhasil isu pindah ke klub lain selalu mengitari Higuain yang akhirnya tetap setia dan subur.

Bersama Real Madrid, ia masih bertahan selama tiga musim berikutnya dengan total 57 gol disumbangkan dan menggenapkan koleksi trofinya menjadi enam buah.

Keputusan untuk pergi baru diambil Gonzalo Higuain di 2013/2014 setelah kedatangan Gareth Bale bakal membuatnya makin terpojok. Ia punya opsi untuk bergabung dengan tim-tim yang lebih besar namun Napoli kemudian jadi pilihan.

Meski hanya tiga musim di San Paolo, namun itu sudah cukup bagi Higuain untuk mengharumkan lagi nama I Partenopei sekaligus mengukuhkan statusnya sebagai 'nomor 9' terbaik dunia.