In-depth

Bukan Mustahil, 'Produk Lokal' yang Pilih Mundur dari Ketua Umum PSSI karena Malu

Sabtu, 8 Oktober 2022 12:49 WIB
Editor: Juni Adi
© Aldi Aulia Anwar/INDOSPORT
Gubernur Sumut sekaligus Pembina PSMS, Edy Rahmayadi. Copyright: © Aldi Aulia Anwar/INDOSPORT
Gubernur Sumut sekaligus Pembina PSMS, Edy Rahmayadi.
Edy Rahmayadi

Kongres PSSI di Sofitel Hotel, Nusa Dua, Bali pada 20 Januari 2019 menghadirkan kejutan bagi para peserta dan publik sepak bola Nasional.

Di hadapan para peserta, Edy Rahmayadi yang pada saat itu menjabat sebagai Ketua Umum menyatakan mundur dari jabatannya.

Hal itu karena ia ingin fokus mengurus Sumatera Utara sebagai gubernur, namun ia menyangkal lari dari masalah yang melanda persepakbolaan Indonesia.

Masalah terbesar sepak bola Indonesia era Edy Rahmayadi adalah skandal pengaturan skor yang masif terjadi.

Satgas Antimafia Sepak Bola bentukan mantan Kapolri Tito Karnavian, menciduk sepuluh tersangka match fixing.

"Biar saya keluar demi PSSI yang lebih baik. Demi Allah, bukan karena saya mau menyerah tapi kepentingan bang ini segala-galanya," ujar mantan Pangkostrad itu.

"Saya mundur bukan karena saya tak bertanggung jawab. Mudah-mudahan wartawan membantu PSSI lebih baik," tambahnya.

Mundurnya Edy Rahmayadi dibarengi dengan mengesahkan nama Joko Driyono naik menjabat Ketua dari posisi sebelumnya Wakil Ketua, sebagai pelaksana tugas (PLT) hingga masa periode Edy berakhir pada 2020 lalu.