In-depth

Bukan Mustahil, 'Produk Lokal' yang Pilih Mundur dari Ketua Umum PSSI karena Malu

Sabtu, 8 Oktober 2022 12:49 WIB
Editor: Juni Adi
© BOLANET
Mantan Ketum PSSI, Azwar Anas. Copyright: © BOLANET
Mantan Ketum PSSI, Azwar Anas.
Ali Sadikin

Setelah masa jabatan Bardosono berakhir, Ali Sadikin segera mengambil tongkat estafet kepemimpinan ketua PSSI yang berlaku sejak 1977 hingga 1981.

Prestasi terbaik yang ditorehkan oleh Ali Sadikin adalah menggulirkan kompetisi sepak bola semi pro (Galatama) sejak 1979.

Sama seperti di era Bardosono, Timnas Indonesia saat itu juga diserang dengan isu suap yang terjadi. Isu tersebut berkembang setelah Timnas Indonesia diketahui alami kekalahan dari Brunei dan Malaysia (1-6).

Ali Sadikin saat itu menilai bahwa teknis yang hebat dari seorang pemain tidak ada artinya jika tak disertai dengan jiwa dan kepribadian yang kuat.

Pada akhirnya Ali Sadikin memutuskan untuk mundur pada 1980 setelah dirinya terus mendapat sorotan.

Azwar Anas

Bisa dikatakan masa kepemimpinan Azwar Anas (1991-1999) di kursi ketua PSSI merupakan saat-saat terbaik sepak bola Indonesia.

Bagaimana tidak, Timnas Indonesia berhasil meraih peringkat tertinggi sepanjang sejarah pada September 1998 dengan berada di tempat ke-76 dalam rangking dunia.

Tak hanya itu, gelar juara terakhir yang diraih oleh Timnas Indonesia juga terjadi saat Azwar Anas yaitu menjadi pemenang di SEA Games 1991.

Sayang berbagai pencapaian itu seakan ternoda oleh sepak bola gajah yang terjadi pada Piala AFF 1998 (dahulu bernama Piala Tiger).

Kasus sepak bola gajah yang menampar wajah persepakbolaan Indonesia saat itu juga membuat Azwar Anas menjadi bulan-bulanan di tanah air.

Akhirnya dengan jiwa besar, Azwar Anas yang kala itu menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat mundur dari ketua PSSI.