Liga Indonesia

Masih Tak Puas, Panpel Persis Solo Inginkan Pertemuan Lagi Bahas Evaluasi Liga 1

Sabtu, 8 Oktober 2022 10:15 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Ilham Oktafian
© Herry Ibrahim/Indosport
Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan Persis Solo berharap ada pertemuan lanjutan terkait evaluasi Liga 1 buntut Tragedi Kanjuruhan. Copyright: © Herry Ibrahim/Indosport
Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan Persis Solo berharap ada pertemuan lanjutan terkait evaluasi Liga 1 buntut Tragedi Kanjuruhan.

INDOSPORT.COM - Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan Persis Solo berharap ada pertemuan lanjutan terkait evaluasi Liga 1 buntut Tragedi Kanjuruhan.

Panpel Persis Solo merasa belum puas belum puas dengan hasil pertemuan yang dilaksanakan di Jakarta, Kamis (6/10/22). 

Menpora RI Zainudin Amali mengundang perwakilan klub serta suporter di Auditorium Wisma Menpora. Pertemuan itu dihadiri manajer tim serta ketua panpel semua klub Liga 1.

Selain itu, hadir pula empat elemen suporter, mulai dari Arema FC, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta dan Persib Bandung. Pertemuan berlangsung sekitar 2,5 jam.

Dalam pertemuan itu, Menpora RI memberi kesempatan perwakilan klub dan suporter menyampaikan pendapatnya. Namun, karena pertemuan yang terbilang singkat, pembahasan tak mengarah ke hal detail.

Makanya, Panpel Persis Solo berharap pertemuan untuk mengevaluasi pengamanan pertandingan Liga 1 digelar lagi dan dilakukan pembicaraan yang lebih detail.

"Belum ke teknis, belum membahas detail. Jadi evaluasi dan perubahan peraturan ya belum terlihat apa yang akan diubah dan apa yang akan dievaluasi. Besar harapannya kedepan ada pertemuan lagi agar penyelenggaraan sepak bola menjadi lebih jelas," kata Ketua Panpel Persis Solo, Ginda Ferachtriawan, Jumat (7/10/22).

Penetapan ketua panpel Arema FC, Abdul Haris, sebagai tersangka atas Tragedi Kanjuruhan membuat panpel 17 tim Liga 1 2022/2023 menjadi was-was.

Makanya, perlu dilakukan evaluasi dan penyamaan Standard Operating Procedure (SOP) pengamanan pertandingan Liga 1. Evaluasi ini tak bisa diselesaikan dalam pertemuan kemarin.

"Ya kita siap bertanggung jawab ketika kita salah, tapi kan tanggung jawab ini disepakati dulu," tutur Ginda.