Liga Indonesia

Selain Efek Gas Air Mata, Korban 135 Tragedi Kanjuruhan Terindikasi Covid-19

Senin, 24 Oktober 2022 16:05 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Isman Fadil
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Berbagai spanduk menghiasi salah satu pintu Stadion Kanjuruhan. Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Berbagai spanduk menghiasi salah satu pintu Stadion Kanjuruhan.

INDOSPORT.COM - Farzah Dwi Kurniawan telah dikonfirmasi menjadi korban ke-135 yang meninggal dunia, sejak terjadinya Tragedi Kanjuruhan, Sabtu (01/10/22) lalu.

Aremania yang tinggal di Sudimoro Kota Malang itu menyerah setelah menjalani masa-masa kritis di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, pada Minggu (23/10/22) malam.

"Korban dinyatakan meninggal dunia pada (Minggu) pukul 22.50 WIB setelah menjalani perawatan intensif selama 22 hari," ucap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Drg. Wiyanto Wijoyo Senin (24/10/22).

"Dengan demikian, jumlah korban yang meninggal dunia dalam kejadian Kanjuruhan menjasi 135 orang," imbuh dia.

Pihaknya lantas menyebutkan ada sejumlah penyebab atas kematian Farzah. Mahasiswa berusia 20 tahun itu disebut mengalami sejumlah luka-luka yang tergolong berat sejak masuk rumah sakit.

Yang paling utama, adalah terimbas efek dari gas air mata. Hal ini yang disebutnya menjadi penyebab dari kematian mahasiswa Fakultas Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah Malang tersebut.

"Diagnosa terakhir adalah gagal napas. Juga ada infeksi paru-paru dan sifatnya luas, mungkin karena menghisap gas air mata," beber Wiyanto Wijoyo.

Sementara untuk cedera lainnya juga tergolong fatal. Faktor ini lah yang kemudian membuat kondisi Farzah Dwi Kurniawan tak kunjung stabil. 

"Ada pembengkakan di otak dan juga luka di bagian kepala, mungkin akibat trauma," tandas Wiyanto.

"Sementara untuk data korban yang masih dirawat di rumah sakit ada 4. Sebanyak 3 di ruang ICU RSSA Malang, dan 1 lainnya di RSUD Kanjuruhan," lanjut dia.