Liga Indonesia

Opsi Sistem Bubble untuk Liga 1, Semua Klub Bisa Rugi Finansial

Sabtu, 5 November 2022 15:25 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Herry Ibrahim
© Arif Rahman/Indosport.com
Pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco, melihat sistem bubble yang menjadi opsi lanjutan kompetisi Liga 1 berpotensi merugikan semua tim. Copyright: © Arif Rahman/Indosport.com
Pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco, melihat sistem bubble yang menjadi opsi lanjutan kompetisi Liga 1 berpotensi merugikan semua tim.

INDOSPORT.COM - Pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco, melihat sistem bubble yang menjadi opsi lanjutan kompetisi Liga 1 2022/2023 berpotensi merugikan semua tim. Kerugian paling dirasakan tim-tim peserta adalah sektor finansial.

Sistem bubble menjadi salah satu opsi sementara ketika Liga 1 2022/2023. Sistem ini terbukti aman dan nyaman sepanjang kompetisi Liga 1 2021/2022 lalu.

Namun, ada hal lain yang bisa dirasakan semua tim ketika Liga 1 berlangsung dalam sistem terpusat lagi. Semua tim harus merogoh kocek tak sedikit untuk menjalani sistem ini.

Pendapat ini dikemukakan Teco ketika ditanya perihal kemungkinan Liga 1 berjalan dalam sistem terpusat di satu daerah secara bergiliran.

"Saya pikir ketika main sistem bubble, semua tim rugi finansial. Harus bayar hotel, makanan, sewa lapangan (latihan), sewa bus," kata Teco.

Jelas bukan perkara mudah untuk menjalankan sistem ini. Apalagi semua tim sudah memberikan gaji penuh pada awak tim, mulai dari pemain, pelatih dan ofisial.

Situasi ini berbeda ketika pandemi Covid-19 sangat tinggi pada 2020-2021. Ada penurunan angka gaji karena baik klub maupun awak tim saling memahami penurunan pendapatan saat Covid-19.

"Semua tim juga harus main jauh dari suporter lagi," tutur Teco.

Selain opsi sistem bubble, lanjutan sisa kompetisi Liga 1 juga akan berjalan sangat padat. PT Liga Indonesia Baru (LIB) memasang target agar Liga 1 selesai sebelum Piala Dunia U-20 2023.

Jika Liga 1 jadi diputar akhir November, artinya dalam waktu lima bulan, setiap klub akan menjalani 23 hingga 24 partai sisa. Durasi waktu itu juga masih terpotong agenda Timnas Indonesia di Piala AFF 2022 pada akhir Desember hingga awal Januari.