Liga Inggris

3 ‘Penyakit’ yang Bikin Chelsea Kelimpungan di Era Graham Potter, Alamat Terjun ke Papan Bawah!

Senin, 7 November 2022 20:33 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Reuters/John Sibley
Mateo Kovacic (tengah) dan Hakim Ziyech (kiri) berjalan lesu usai Chelsea kalah dari Brighton (29/10/22). (Foto: Reuters/John Sibley) Copyright: © Reuters/John Sibley
Mateo Kovacic (tengah) dan Hakim Ziyech (kiri) berjalan lesu usai Chelsea kalah dari Brighton (29/10/22). (Foto: Reuters/John Sibley)
Ketiadaan Kreator

1. Tak Adanya Kreator

Kreativitas menjadi permasalahan Chelsea, setidaknya sepeninggal Eden Hazard yang memilih hijrah pada 2019 silam selepas menjuarai Liga Europa.

Sejak perginya Hazard, Chelsea tak punya kreator murni yang bisa menciptakan kreativitas dalam permainan sehingga sulit untuk mencetak gol.

Sebagai perbandingan, sejak musim 2019/20 selepas kepergian Hazard hingga pertengahan musim 2022/23 ini, Chelsea total mencetak Big Chances sebanyak 227 peluang emas dalam total 127 pertandingan atau rata-rata 1,7 Big Chances per laga.

Sedangkan di musim 2018/19 saja, Chelsea bersama Hazard mampu mencetak 81 Big Chances dalam 38 pertandingan atau rata-rata 2,13 Big Chances per laga.

Padahal Chelsea sudah mengeluarkan lebih dari 300 juta euro untuk belanja pemain depan demi menggantikan Hazard. Nahasnya, tak ada kreativitas yang dimiliki The Blues.

Tak adanya kreativitas ini membuat The Blues pun harus terkena penyakit yang menahun sehingga menggerogoti penampilannya dan membuat penyerang-penyerang tajam menjadi melempem.

2. Salah Kebijakan Transfer

Percaya atau tidak, terakhir kali Chelsea menjalani transfer yang sukses adalah pada musim 2018/19, yakni saat ditangani Maurizio Sarri.

Kala itu, Chelsea mendatangkan tiga pemain yang menjadi tulang punggung The Blues dalam meraih gelar, yakni Jorginho, Kepa Arrizabalaga, dan Mateo Kovacic.

Sejak saat itu, Chelsea selalu ugal-ugalan dalam hal transfer, terutama saat era Frank Lampard yang mendatangkan tujuh pemain baru.

Dari tujuh pemain itu, hanya tiga yang menjadi andalan yakni Thiago Silva, Kai Havertz, dan Edouard Mendy. Selebihnya telah dijual dan menjadi cadangan mati di Chelsea.

Berlanjut ke era Thomas Tuchel, yang mendatangkan Romelu Lukaku dengan harga 115 juta euro dan berujung gagal. Pun dengan kehadiran Raheem Sterling serta Pierre-Emerick Aubameyang.

Kebijakan transfer yang kacau balau karena tak melihat permasalahan utama di kubu Chelsea membuat The Blues pun kini kesulitan bersaing dengan klub lainnya yang punya pemain fresh dan cocok dengan skemanya.