Liga Indonesia

Melihat Stadion Kanjuruhan, Jelang 100 Hari Memperingati Tragedi Kemanusiaan

Selasa, 3 Januari 2023 17:02 WIB
Penulis: Ian Setiawan | Editor: Isman Fadil
© Ian Setiawan/INDOSPORT
Lorong di ruko Stadion Kanjuruhan Malang Copyright: © Ian Setiawan/INDOSPORT
Lorong di ruko Stadion Kanjuruhan Malang
1. Pengunjung Sepi

Tiga bulan setelah terjadinya tragedi, situasi Stadion Kanjuruhan berangsur sepi dari kunjungan warga Malang dan sekitarnya.

Sebelumnya, hampir setiap hari area parkir barat stadion selalu dipenuhi kendaraan roda dua maupun motor.

Mereka merupakan warga yang ingin menengok langsung tragedi di lokasi kejadian. Tujuan mereka tentu untuk berdoa.

Banyak pula di antara mereka yang berasal dari luar Malang. Pemandangan ini tersaji ketika pada akhir pekan sejak tragedi pada Sabtu (01/10/22) lalu.

Tujuan mereka sebagian besar sama, yaitu dengan berkunjung ke patung Singa Tegar Jawara maupun Gate 13 stadion.

2. Mulai Rapi

Stadion Kanjuruhan berangsur seperti sedia kala sebagaimana sebelum terjadinya tragedi yang menewaskan 135 orang itu.

Ketika siang hari dan di hari kerja, pemandangan lalu lalang orang tak terlalu ramai. Aktivitas perkantoran maupun penyewa kios juga berjalan biasa.

Yang terlihat mencolok, adalah pemandangan pada dua spot kunjungan warga ketika memanjatkan doa ke Stadion Kanjuruhan.

Pondasi pada patung Singa Tegar Jawara sudah bersih dari deretan karangan bunga maupun tebaran kembang tujuh rupa dari pengunjung.

Hal yang sama juga tampak di seluruh gate alias pintu stadion. Terutama Gate 13 yang sudah ditata serapi mungkin dengan batas paving dalam menampung kembang.

3. Rumput Liar

Pada bagian dalam stadion, pemandangan juga sudah berbeda. Tribun yang biasanya ditempati Aremania sudah mulai kusut.

Sementara pada bagian lapangan, sudah tak terlihat lagi garis-garis penanda Johan Ahmat Farizi dkk ketika bertanding.

Batasan lapangan sudah tertutupi dengan rumput maupun semak-semak yang tumbuh liar dengan ketinggian nyaris selutut.

Area seattle ban juga terlihat ada pembiaran. Kursi-kursi panitia pelaksana bekas kesibukan mengorganisasi pertandingan berjejer tak rapi.

Begitu pula garis polisi berwarna kuning yang masih membentang di sejumlah titik area tribun bagian dalam.