Liga Indonesia

11 Pelatih Sudah Tumbang, Liga 1 Pertegas Status Kompetisi Terkejam di Dunia?

Jumat, 3 Februari 2023 18:05 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Indra Citra Sena
© Grafis: Yanto/INDOSPORT
Sebanyak 11 pelatih sudah tumbang hingga pekan ke-22 Liga 1 2022-2023. Situasi ini agaknya semakin mempertegas status Liga 1 sebagai kompetisi paling kejam. Copyright: © Grafis: Yanto/INDOSPORT
Sebanyak 11 pelatih sudah tumbang hingga pekan ke-22 Liga 1 2022-2023. Situasi ini agaknya semakin mempertegas status Liga 1 sebagai kompetisi paling kejam.

INDOSPORT.COM – Sebanyak 11 pelatih sudah tumbang hingga pekan ke-22 Liga 1 Indonesia 2022-2023. Situasi ini agaknya mempertegas status Liga 1 sebagai kompetisi paling kejam di dunia bagi pelatih.

Rodney Goncalves jadi pelatih terbaru yang menjadi tumbal kejamnya kompetisi Liga 1 2022-2023. Rodney Goncalves resmi dipecat Barito Putera pada Kamis (2/2/23).

Juru taktik asal Brasil tersebut dibebastugaskan klub berjulukan Laskar Antasari tersebut, menyusul rentetan hasil buruk yang diraih hingga pekan ke-21 Liga 1 musim ini.

Performa Barito Putara semakin terpuruk di dasar klasemen. Dari 20 laga yang dilakoni, Barito Putera hanya meraih tiga kemenangan, tujuh hasil seri, dan 10 kekalahan dengan 16 poin.

Keputusan tersebut sekaligus membuat Barito Putera jadi tim pertama yang dua kali mengakhiri kerjasama pelatih kepala di Liga 1 2022-2023.

Menariknya, dua-duanya dengan sosok pelatih asing. Pelatih sebelumnya yang dipecat Barito Putera adalah Dejan Antonic pada 25 Agustus 2022.

Bukan hanya itu saja, pemecatan Rodney Goncalves dari Barito Putera memperpanjang daftar pelatih kepala yang harus diberhentikan sebelum habis kontrak oleh klub Liga 1.

Sebelum Rodney Goncalves, setidaknya ada 10 pelatih yang jadi korban pemecatan. Misalnya, Nil Maizar oleh Dewa United, Milomis Seslija oleh Borneo, hingga Aduardo Almeida oleh Arema FC.

Robert Rene Alberts jadi korban pertama yang dipecat. Pelatih asal Belanda itu diberhentikan setelah rentetan hasil buruk yang dialami Persib Bandung di awal musim.

Robert mendapat tuntutan keras dari fans Maung Bandung untuk mengundurkan diri, hingga akhirnya dia memutuskan mundur  demi kebaikan bersama.