Liga Indonesia

Aturan Naturalisasi di Liga 1 Jadi Polemik, Irfan Bachdim Unggah Pesan Menohok

Rabu, 8 Maret 2023 12:15 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Prio Hari Kristanto
© Nofik Lukman/INDOSPORT
Pemain Persis Solo, Irfan Bachdim, mengunggah pesan menohok soal statusnya menyusul wacana pembatasan pemain naturalisasi di Liga 1. Copyright: © Nofik Lukman/INDOSPORT
Pemain Persis Solo, Irfan Bachdim, mengunggah pesan menohok soal statusnya menyusul wacana pembatasan pemain naturalisasi di Liga 1.

INDOSPORT.COM – Pemain Persis Solo, Irfan Bachdim, mengunggah pesan menohok soal statusnya menyusul wacana pembatasan pemain naturalisasi di Liga 1.

Wacana pembatasan pemain naturalisasi di Liga 1 mencuat setelah PSSI menggelar agenda Sarasehan Sepak Bola Nasional bersama wakil klub Liga 1 dan Liga 2, Sabtu (04/03/23).

Pada musim depan, ada regulasi baru yang mengatur dan membatasi kuota pemain naturalisasi menjadi maksimal dua pemain di setiap klub Liga 1.

Rencana itu menjadi kabar kurang mengenakkan bagi para pemain naturalisasi yang berkarier di Indonesia, bahkan pemain WNI keturunan tanpa jalur naturalisasi.

Sebelumnya, sejumlah pemain naturalisasi seperti Alberto Goncalves, Diego Michiels, Ezra Walian, hingga Marc Klok, melayangkan protes untuk mengkritisi rencana tersebut.

Terbaru, Irfan Bachdim yang sejatinya bukan pemain naturalisasi meski lahir dari keturunan Indonesia-Belanda juga ikut menyuarakan protes di akun resmi Instagram.

Dalam unggahan tersebut, Irfan Bachdim menulis perjalanan panjangnya bisa menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) meski sempat lama tinggal di Belanda.

Suami Jennifer Bachdim tersebut sudah bangga menjadi orang Indonesia sejak tinggal di Negeri Kincir Angin. Dia kemudian memilih jadi WNI ketika memasuki usia 17 tahun.

Bukan hanya itu, mantan pemain Bali United tersebut juga menceritakan saat-saat dirinya memulai karier sepak bola di Indonesia hingga akhirnya dipanggil untuk membela Timnas Indonesia.

Setelah itu, Irfan Bachdim mulai angkat bicara untuk menyoroti rencana pembatasan kuota pemain naturalisasi yang terkesan terlalu diskriminatif.