INDOSPORT.COM - Borneo FC sudah hampir sepekan menjalani pemusatan latihan di Yogyakarta untuk persiapan Liga 1 2023/2024. Tiga pemain asing yang baru didatangkan lantas berbagi cerita mengenai adaptasinya.
Tiga pemain yang dimaksud adalah Leo Lelis, Win Naing Tun dan Jelle Goselink. Mereka didatangkan belum lama ini setelah Liga 1 2023 akan menggunakan kuota 5+1 untuk pemain asing.
Win Naing Tun mengatakan cuaca di Indonesia tak jauh berbeda dengan di negaranya, Myanmar sehingga tak jadi masalah. Pemain berusia 23 tahun itu hanya perlu intens berkomunikasi supaya bisa memahami gaya bermain klub.
"Adaptasi gak jadi masalah, secara cuaca disini sama seperti di Myanmar cuman berbeda dalam hal bahasa. Disini semua welcome dengan saya," ujar Win.
Secara bahasa, Win mengaku tidak terlalu susah, karena di Borneo FC semua bisa berbahasa inggris. Itu membantunya cepat beradaptasi mengenal kultur sepak bola Indonesia.
"Ya kalo bahasa tidak ada banyak masalah, disini semua bisa berbahasa Inggris dan bagus buat adaptasi kultur disini," lanjutnya.
Win menegaskan, kedatangannya ke Indonesia adalah untuk membuktikan kemampuannya. Dia wajib bekerja keras untuk wujudkan prestasi bersama Pesut Etam.
Sementara Goselink yang datang dari benua Eropa dengan cuaca yang jauh berbeda dengan Indonesia, juga dilaporkan tidak mengalami kesulitan.
Striker asal Belanda itu terbantu dengan kehadiran Stefano Lilipaly dan Diego Michiels yang merupakan pemain naturalisasi keturunan Negeri Kincir Angin. Pun begitu dengan pelatih Borneo FC, Pieter Huistra.
“Saya berharap pemain baru bisa beradaptasi dengan baik saat bersama Borneo FC. Pemain lokal mungkin tinggal menyesuaikan dengan gaya bermain tim ini. Tapi untuk pemain asing, ada banyak hal yang harus cepat mereka lakukan untuk tim,” ujar Piter Huistra.
“Di Liga 1 ada beberapa pemain asal Belanda yang bisa beradaptasi dengan baik di negara ini (Indonesia). Saya juga akan membantu dia untuk masalah adaptasi ini. Sebab jika ia bisa dengan baik beradaptasi, maka ia bisa membantu tim ini meraih prestasi,” imbuhnya menyoal adaptasi Goselink.