In-depth

3 Klub Besar Luar Negeri yang Pernah Dijamu Persis Solo di Stadion Sriwedari

Kamis, 27 Juli 2023 10:33 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Isman Fadil
© Dok Persis Solo di Balai Persis
Salah satu pengalaman Persis Solo saat main melawan Ascott Australia di Stadion Sriwedari Solo pada era 70an. (Foto: Dok Persis Solo di Balai Persis) Copyright: © Dok Persis Solo di Balai Persis
Salah satu pengalaman Persis Solo saat main melawan Ascott Australia di Stadion Sriwedari Solo pada era 70an. (Foto: Dok Persis Solo di Balai Persis)

INDOSPORT.COM - Kembalinya Persis Solo ke Stadion Sriwedari mengingatkan kenangan manis akan kejayaan masa lalu. Tiga klub luar ini menjadi yang cukup beruntung pernah dijamu Laskar Sambernyawa.

Persis Solo harus rela 'pulang' ke Stadion Sriwedari karena tak biasa memakai Stadion Manahan. Stadion yang dibangun untuk menggairahkan olahraga nasional itu justru digunakan untuk konser musik Dewa 19.

Persis Solo bakal pulang ke rumah aslinya pada laga pekan kelima Liga 1 2023-2024 melawan Arema FC pada Minggu (30/07/23).

Laga ini bakal menjadi sejarah baru setelah puluhan tahun Stadion Sriwedari tak menjadi venue laga kasta pertama kompetisi sepak bola Indonesia.

Memori tentang kejayaan Stadion Sriwedari bersama Persis Solo pun terbuka lagi. Sejak berdiri tahun 1923, ada banyak tim dari luar negeri yang pernah dihadapi Persis Solo di Sriwedari.

INDOSPORT.com mengulik tiga tim besar luar negeri yang pernah bermain di Stadion Sriwedari, berdasarkan perbincangan dengan pemerhati sepak bola Solo, Nikko Auglandy.

1. Wiener Sport Club

Tim luar negeri pertama yang menjadi lawan dalam sejarah berdirinya Persis Solo adalah Wiener Sport Club. Tim asal Austria ini mengunjungi Indonesia pada tahun 1936.

Persis Solo, yang baru saja memiliki kandang megah bernama Stadion Sriwedari, menjadi pilihan Wiener SC. Laga ini dihelat pada 16 Juli 1936. Wiener datang dengan skuat terbaiknya.

Perbedaan kelas pun terjadi pada laga ini. Persis Solo harus rela dibantai salah satu raksasa Eropa ini dengan skor telak 0-10.

Eduard Gallas mencetak empat gol dan Leopold Facco mencetak tiga gol. Sementara Rudolf Gaiters mencetak dua gol dan Anton Pillwein mencetak satu gol.

Beberapa pemain Persis Solo yang tampil dalam laga itu adalah Hardiman, Darwito, Wisman, Jazid, Soetris hingga Marno.

Selain ke Solo, Wieners juga bertanding di daerah lain, seperti Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Malang, Semarang dan Pekalongan.

"Wiener itu tim luar negeri pertama yang melawan Persis Solo, tapi sebenarnya sudah ada beberapa tim luar yang ke Solo, tapi melawan VBS (tim Belanda di Solo)," jelas Nikko Auglandy.

2. Spartak Moscow

Spartak Moscow merupakan salah satu klub besar dalam sejarah sepak bola Uni Soviet. Ternyata, klub ini pernah mengadakan lawatan ke Indonesia pada bulan Februari hingga awal Maret 1958.

Persis Solo menjadi salah satu tim yang cukup beruntung bisa menjamu Spartak Moscow. Tisjtenko dkk. menantang Persis yang diperkuat nama-nama, seperti Darmadi, Tukidjo, Sukotjo, Suratman, Suarto, Sunoko, Sarsito hingga Marsabdo ini.

Dalam laga ini, Persis Solo sempat mempersulit Spartak Moscow. Babak pertama berkesudahan 1-2. Sayangnya, kelas Spartak Moscow mulai terlihat pada babak kedua dengan gelontoran empat gol.

Nikko Auglandy mengatakan, selain menghadapi Persis Solo, Spartak Moscow turut melawan Persebaya Surabaya, PSM Makassar hingga Persija Jakarta. Persebaya paling ngenes dengan kekalahan telak 1-9.

"Total ada tujuh pertandingan yang dimainkan Spartak Moscow saat ke Indonesia. Mereka sukses mencetak 34 gol dan hanya kemasukan empat gol saja," kata Nikko yang menulis buku 'Bangkitlah Sang Legenda: Trah Persis Solo di Dunia Sepak Bola'.

Rombongan tim Spartak Moscow kemudian pulang ke Uni Soviet pada 10 Maret 1958.

3. Pakhtakor

Persis Solo masih setia bersama tim dari Uni Soviet. Setelah kehadiran Spartak Moscow, mereka giliran menjamu tim Pakhtakor. Pertandingan internasional ini terjadi pada 18 Desember 1962.

Namun yang menjadi pembeda, Persis Solo tak hanya mengandalkan putra-putra Solo. Persis Solo turut mengajak para pemain dari tim PSIM Yogyakarta (Joe Kwan, Kuswangadji, Upan, Harim) dan PSIS Semarang (Dawuh, Slamet Rijadi, Jusuf).

Salah satu putra daerah yang dimainkan Persis Solo kala itu adalah Hong Widodo. Ada pula nama Sie King Hian, Sunarjo, Oei Ngo San hingga Sarwono. Berbeda ketika dibantai Spartak Moscow, kali ini Laskar Sambernyawa bisa mengimbangi Pakhtakor dengan skor 1-1.

"Sampai saat ini, salah satu cinderamata kenang-kenangan dari tim Pakhtakor masih ada di Balai Persis. Barangnya berupa pennant berwarna merah," kata Nikko Auglandy.

Selain melawan Persis Solo, Pakhtakor turut menjajal tim-tim lain di Indonesia. Mereka menang atas tim Persija Jakarta 5-0 dan tim PSM Makassar 2-0.