Ramayana yang Terlupa dari Dunia Tinju
Saat ini, Junai hanya bisa menekuni jualan batu akik sembari menjaga keamanan rumah di Perum Griya Pratama. Dia pun harus membuka warung kecil-kecilan di samping rumahnya yang sangat sederhana. Semua itu Junai lakukan untuk menyambung hidup, apalagi pemerintah belum mendukung sepenuh hati padanya.
Pemerintah dianggap abai dengan dunia olahraga tinju. Sehingga tinju mati suri karena para promotor tak mau rugi menggelar pertandingan adu jotos yang kini tak diminati lagi.
"Saya membantu istri yang juga buka kios mracang (toko yang menjual berbagai macam kebutuhan). Apapun usaha saya lakukan, mulai jadi satpam di Perum Griya Pratama, jual pulsa, demi menghidupi keluarga dan lima anak," terangnya, ketika ditemui di kediamannya, Jl Kali Kepiting, Surabaya, Jawa Timur.
Bahkan ketika awal tahun 2015 lalu demam batu akik melanda masyarakat, dia pun juga ikut jualan batu akik di depan kios mungil miliknya. Dia lantas memamerkan akik jenis kecubung, safir hingga bacan yang sudah pakai emban. "Yang penting laku dan hasilnya untuk keluarga, meski tak banyak, tapi lumayan agar dapur tetap mengepul," ujar Junai.