Siapa yang tak mengenal nama Muhammad Ali. Pria kelahiran 17 januari 1942 tersebut merupakan petinju yang sangat hebat pada eranya di tahun 1960-an hingga 1980-an.
Ali menjadi petinju pertama yang meraih tiga gelar tinju dunia secara beruntun. Namun, karier profesionalnya sebagai petinju profesional sempat mengalami kendala, usai pencekalan dari berbagai pihak karena Ali memutuskan untuk memeluk agama Islam.
Meski begitu, Ali tetap menunjukan penampilan gemilangnya sebagai petinju hebat dunia hingga memutuskan untuk pensiun. Sehingga, pria yang memiliki nama asli Cassius Marcellus Clay Junior itu disebut para pecinta tinju sebagai legenda tinju dunia.
Muhammad Ali ketika masih aktiof menjadi pentinju profesional (kiri), dan melakukan kunjungan ke Jakarta (kanan).
Usai pensiun, nasib Ali tidak jauh-jauh dari masalah penyakit. Ali divonis mengidap penyakit Sindroma Parkinson. Hal tersebut terjadi lantaran Ali sering kali mendapat pukulan di daerah kepala saat aktif menjadi petinju profesional.
Mengingat, Parkinson merupakan penyakit yang menyerang saraf otak organ kepala, akibat sering menerima benturan. Sehingga, si penderita mengalami kelumpuhan, keterbelakangan mental, dan hilang ingatan.
Legenda tinju dunia, Muhammad Ali usai pensiun dan menderita penyakit Parkinson.
Tak hanya Parkinson, Ali baru-baru ini menderita penyakit gangguan pernapasan. Ia sempat dilarikan sebuah rumah sakit di kawasan Kota Phoniex, Amerika Serikat, kemarin malam waktu setempat.
Sayang, nyawa Ali tak bisa tertolong usai menjalani perawatan kurang dari satu hari. Ali menghembuskan nafas terkahir di usia ke-74 tahun. Informasi tersebut diperoleh dari berbagai media ternama seperti The Guardian, dan kicauan dari media social, Twitter.
Selamat jalan Muhammad Ali, sang legenda tinju dunia. Kenanganmu dan kehebatanmu akan selalu diingat para pecinta tinju dunia.