Momen Petinju Indonesia Kehilangan Gelar Juara Dunia yang Berujung Ricuh

Jumat, 12 Juni 2020 17:47 WIB
Penulis: Deodatus Kresna Murti Bayu Aji | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© wikipedia.org
Para penikmat olahraga tinju Indonesia pasti sudah tidak asing mendengar nama Muhammad Rachman. Ya ia merupakan petinju legendaris asal Merauke. Copyright: © wikipedia.org
Para penikmat olahraga tinju Indonesia pasti sudah tidak asing mendengar nama Muhammad Rachman. Ya ia merupakan petinju legendaris asal Merauke.

INDOSPORT.COM - Para penikmat olahraga tinju Indonesia pasti sudah tidak asing mendengar nama Muhammad Rachman. Ya ia merupakan petinju legendaris asal Merauke.

M Rachman yang lahir pada 23 Desember 1971 itu pernah mengharumkan nama Indonesia dengan meraih juara dunia  kelas terbang mini IBF 2004 silam.

Saat itu, M Rachman berhasil mengalahkan petinju asal Kolombia, Daniel Reyes. Namun, sabuk juara dunia IBF gagal ia pertahankan setelah pada 2007 silam dikalahkan oleh petinju Filipina, Florante Condes, yang dijuluki The Little Pacquiao.

Tidak menyerah sampai di situ, M Rachman membuat kejutan di usianya yang sudah menginjak 39 tahun. Tepatnya, pada April 2011 silam, ia sukses memukul KO petinju Thailand,  Kwanthai Sithmorseng di kandang lawan.

Dengan kemenangan itu, Rachman sukses menyabet gelar juara dunia kedua, tapi kali ini merebut sabuk versi World Boxing Association (WBA).

Kesukseannya membuat banyak tantangan berdatangan dan kali ini dari petinju Thailand bernama Pornsawan Por Pramuk. Masih di tahun yang sama tepatnya pada bulan Juli, duel mereka digelar di Jakarta.

Pertarungan mereka berjalan sangat sengit hingga akhirnya wasit memberikan angka 114-114, 113-115 dan 114-115 untuk kemenangan Pornsawan Por Pramuk.

Akibat kekalahan kontroversial tersebut, para pendukung Rachman langsung tersulut emosi dan mencopot triplek belakang tempat duduk penonton kemudian melempar ke arah ring.

Beberapa pendukung lainnya melemparkan kursi lipat namun menyangkut tali ring. Tak hanya itu, para pendukung mengejar wasit asal Korea Selatan dan melontarkan beberapa pukulan.

Tetapi, pukulan itu justru mengenai seorang polisi yang berpekaian preman. Untungnya polisi dengan sigap langsung mengamankan para wasit dan hakim yang menjadi sasaran emosi suporter.

Sementara itu, M Rachman juga tak mampu menahan kekecewaan hingga mendatangi kamar wasit tempat mereka diamankan.

M Rachman terlihat menunjuk-nujuk wasit sambil melontarkan cacian kepada mereka. Memang keputusan wasit saat ini dinilai sangat tidak adil.

Dengan kekalahan itu, M Rachman gagal mempertahankan sabuk versi World Boxing Association (WBA) yang ia raih dua bulan sebelumnya.