In-depth

Apa Kabar Serafim Todorov? Manusia Terakhir yang Kalahkan Mayweather

Jumat, 16 Oktober 2020 08:01 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Twitter @mohanstatsman
Nama Serafim Todorov mungkin tidak akan pernah dilupakan oleh petinju Floyd Mayweather. Pasalnya sosok itu pernah mengalahkannya. Copyright: © Twitter @mohanstatsman
Nama Serafim Todorov mungkin tidak akan pernah dilupakan oleh petinju Floyd Mayweather. Pasalnya sosok itu pernah mengalahkannya.

INDOSPORT.COM - Nama Serafim Todorov mungkin tidak akan pernah dilupakan oleh petinju Floyd Mayweather. Pasalnya sosok itu pernah mengalahkannya.

Terlepas banyak dari tindakannya yang kontroversial, harus diakui bahwa Floyd Mayweather adalah salah satu petinju terbaik yang pernah ada di dunia.

Sejak terjun menjadi petinju profesional pada 1996 silam menghadapi Roberto Apodaca, Mayweather sudah melakoni sebanyak 50 pertandingan.

Hebatnya, dari lima puluh pertandingan tersebut, Maywather tidak pernah sekalipun bisa dikalahkan lawannya. Ya, Mayweather memegang rekor sebagai petinju dengan rekor kemenangan beruntun terbanyak.

Tidak berhenti sampai di situ, petinju kelahiran 24 Februari 1977 itu juga berhasil membuat KO lawannya sebanyak 27 kali. Sebuah catatan yang bahkan namanya tak kalah legendaris dari Mike Tyson dan Muhammad Ali.

Sejumlah nama-nama hebat pun sudah pernah menjadi korban pukulan-pukulan keras Mayweather. Mulai dari Oscar De La Hoya, Ricky Hatton, Saul Alvarez, hingga petinju terbaik Filipina, Manny Pacquiao harus merasakan kekelahan saat melawan Mayweather.

Menariknya, saat kembali dari masa pensiun, Mayweather membuktikan dirinya tetap petinju terbaik usai membungkam mulut besar Conor McGregor pada 26 Agustus 2017 lalu.

Saat memutuskan menjadi petinju profesional, Mayweather yang memiliki nama sama dengan sang ayah memang belum pernah merasakan kekalahan.

Tapi, layaknya manusia biasa, ayah lima anak itu ternyata pernah punya catatan kalah bertanding, tepatnya saat masih di level amatir. Parahnya salah satu pertandingan terjadi ketika ia mewakili Amerika Serikat di ajang multi-event terbesar, Olimpiade 1996.

Adalah Serafim Todorov, petinju asal Bulgaria yang berhasil mengalahkan Mayweather dan memupuskan harapannya meraih medali emas Olimpiade 1996.

Saat itu, Todorov yang memiliki pengalaman 2 kali juara Kejuaraan Amatir Eropa berhadapan dengan Mayweather, yang masih berusia 19 tahun. Keduanya bertemu di babak semifinal.

Mencoba mengenang kembali momen pertarungannya dengan Mayweather, Todorov mengaku saat itu tidak ada spesial. Baginya Mayweather hanya seorang petarung yang akan ia kalahkan.

"Sejujurnya, saat itu saya tidak menganggap melawan Mayweather hal spesial. Toh saya sudah pernah menghadapi dan menang melawan petinju yang lebih kuat," ujar Todorov dikutip NY Times.

Menurut penuturan Todorov, Mayweather sempat membuatnya terkejut di dua ronde awal. Namun, ia dengan cekatan menyerang balik dan menghujani Mayweather dengan tinju beruntunnya.

Pada akhirnya, berdasarkan keputusan juri, Todorov dinyatakan menang atas Mayweather dengan skor 10-9. Momen itulah yang menjadi pemantik Mayweather ke dunia profesional dan menjadikan Todorov manusia terakhir yang mengalahkannya.

Selepas kemenangan atas Maywather, Todorov melangkah ke partai final Olimpiade 1996. Dalam pertandingan puncak itu, Todorov takluk dari petinju Thailand, Somluck Kamsing. Ia pun hanya bisa puas membawa pulang medali perak.

Selepas dari pertandingan, Todorov menyebut dirinya sempat didatangi oleh orang yang menawarkan kontrak karena terkesima dengan caranya bertinju.

"Mereka melihat gaya saya di ring dan juga faktra bahwa saya berkulit putih. Tidak ada petinju berkulit putih seperti saya dan mereka ingin saya bertahan," ujar Todorov.

Namun, alih-alih menerimanya, Todorov justru menolaknya. Sesuatu yang ia akui sangat ia sesalkan karena mereka langsung beralih ke Mayweather, yang kini sudah menghasilkan banyak uang.

Sekembalinya ia ke Bulgaria, Todorov sudah tidak lagi bertinju. Kehidupannya pun semakin mengalami penurunan. Ia bahkan harus tinggal di sebuah rumah kecil.

Todorov pun menyambung hidup dengan berganti-ganti pekerjaan. Ia pernah menjadi supir, penjaga toko grosir, hingga pekerja pabrik pembuas sosis. Istrinya, Albena juga tidak banyak membantu dengan pekerjaanya sebagai kasir supermarket.

Kondisi memprihatinkan Todorov itu sendiri sempat sampai ke telinga Mayweather. Ia pun sangat terkejut soal nasib lawan yang mengalahkan itu sangat kesulitan.

"Saya bingung mengapa ia tidak menjadi pelatih tinju, sebab saat kami bertarung, usianya lebih tua dari saya. Sekarang, saya hanya berharap ia mendapat yang terbai," tutur Mayweather dikutip World Boxing News.

Demikianlah kabar terkini Serafim Todorov, manusia terakhir yang mengalahkan Maywather di ring tinju namun sengsara di hari tuanya.