Joe Fournier, Miliarder yang Gagal Jadi Pebasket Tapi Sukses di Tinju

Sabtu, 14 Agustus 2021 18:25 WIB
Editor: Juni Adi
© Richard Heathcote/Getty Images
Joe Fournier, petinju asal Monaco. Copyright: © Richard Heathcote/Getty Images
Joe Fournier, petinju asal Monaco.
Profil Joe Fournier

Joe Fournier lahir pada 23 Januari 1983  di London, Inggris. Pria berusia 38 tahun itu merupakan atlet dari keluarga kaya. 

Ia sempat menimba ilmu di sekolah mewah, Lycee Francais Charles De Gaulle de Londres yang cukup bergengsi di Kensington, Inggris.

Selain itu, ia juga pernah belajar di American Community School, Inggris. Sebuah problematika dialami oleh Fournier ketika kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai.

Karena masih berusia di bawah 17 tahun, Joe Fournier ikut bersama ibunya dan pindah ke daerah Hounslow. Dia pun pindah ke sekolah dasar Ashton House dan kemudian Sekolah Isleworth & Syon.

"Beralih dari memiliki mobil yang dikemudikan sopir ke sekolah setiap hari, menjadi naik bus," ucap Joe Fournier.

Seiring berjalannya waktu Joe Fournier bertambah dewasa. Ia tertarik dengan dunia olahraga terutama basket, hingga menekuninya dengan serius dan menjadi atlet basket.

Sayang, kiprahnya tak bisa berlanjut ke jenjang profesional usai menderita cedera skafoid (tulang pergelangan tangan).

Gagal di basket, Joe Fournier banting setir menjadi pebisnis dengan membuka tempat gym. Saat pertama berdiri, ia melakukannya sendirian, mulai dari pelatih hingga menjadi cleaning service.

Usahanya tersebut tak sia-sia, Joe berhasil mengantongi beberapa klien eksklusif, termasuk aktris Gwyneth Paltrow dan penyanyi Madonna.

Ia bahkan melatih stuntman dari franchise James Bond saat namanya di dunia fitness mulai bersinar.

Tidak lama kemudian, Joe Fournier membuat keputusan mengejutkan. Saat bisnisnya sedang ramai ia malah menjualnya ke perusahaan FTSE 100 pada 2012.

Semenjak itu, pria kelahiran 1983 itu berpikir untuk menginvestasikan uangnya di bisnis kelab malam. Whiskey Mist menjadi kelab pertama yang dia akuisisi. 

Menyusul The Rose Club, Bonbonniere London, Streaky Gin, dan Bonbonniere Mykonos.

"Sangat sulit membuat orang melakukan gerakan lunge dan makan salad, tapi mudah membuat orang kesal, minum gin dan tonik, berpesta, dan makan pizza," jelas Joe yang akhirnya beralih ke bisnis kelab malam.

Bisnisnya itu dilaporkan bisa meraup keuntungan hingga 30 juta poundsterling (sekitar Rp 595 miliar) per tahun. 

Sukses di dunia bisnis dan sudah memiliki materi yang lebih dari cukup, Joe Fournier kembali mencoba peruntungannya menjadi atlet kali ini tinju yang ditekuninya.

Ia tercatat sebagai petinju profesional sejak 2015. Rekornya saat ini adalah 9-0. Puncak kariernya adalah saat bertarung dalam perebutan gelar WBA Internasional melawan Wilmer Mejia pada 2017.