In-depth

Rope A Dope, Stretegi Tinju Jenius Ciptaan Sang Legenda Muhammad Ali

Rabu, 4 Mei 2022 18:58 WIB
Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Bettmann / Contributor via Getty Images
George Foreman saat melawan Muhammad Ali. Copyright: © Bettmann / Contributor via Getty Images
George Foreman saat melawan Muhammad Ali.
Rumble in the Jungle

Sebelum membahas detail pertandingan melawan George Foreman, perlu diketahui medio 1967 hingga 1974 adalah salah satu masa pencobaan terberat dalam karier Muhammad Ali sebagai petinju.

Pada 1967, ia mendapat larangan bertanding lantaran menolak bergabung dengan tentara Amerika. Buntut dari keputusan itu sendiri membuat Ali dicopot dari seluruh sabuk juara yang ia miliki.

Barulan pada 1970, Ali kembali mendapat izin untuk bisa bertanding tinju, yang tak lama setelahnya ia merasakan kekelahan perdana dalam kariernya kala berhadapan dengan Joe Frazier di Madison Square Garden.

Kondisi Muhammad Ali itu jauh berbeda dengan Foreman yang sedang berada dalam masa jayanya. Setelah meraih medali emas di Olimpiade 1968, Foreman muncul sebagai kekuatan baru di dunia tinju profesional kelas heavyweights.

Melihat kondisi tersebut, Don King, salah satu promotor terkemuka berhasil mendapatkan tanda tangan Ali dan Foreman untuk setuju bertarung. Selain menjadi promotor, Don King juga yang berperan membuat laga Ali dan Foreman tak terjadi di Amerika.

Ya, biasanya pertandingan tinju dengan nama-nama besar akan terjadi di Amerika. Namun, untuk laga antara Ali vs Foreman, Don King memilih Stade Tata Raphael di Zaire sebagai venue pertandingan yang dikenal dengan nama The Rumble in the Jungle.

Dilansir dari BoxRec, ada kejadian unik sebelum pertandingan, yang menyatakan Foreman dan rekan-rekannya sempat berdoa di ruang ganti. Uniknya, doa itu memohon agar Muhammad Ali tidak tewas setelah mendapat pukulan keras Foreman.

Sekilas doa itu seperti bercanda, namun kenyataanya tidak. Foreman memang dikenal sebagai petinju yang memiliki pukulan keras. Tidak jarang banyak lawan yang tak sadarkan diri usai menerima pukulannya.

Mengetahui kekutan lawannya, di sinilah kejeniusan Muhammad Ali sebagai petinju muncul. Ia ternyata sudah menyiapkan strategi yang membuat Foreman tertunduk malu.