Mengomentari kekalahan timnya, pelatih Surabaya Samator, Ibrarsyah Djanu memuji Electric PLN denga para pemain asing mereka. "PLN luar biasa, yang bikin bagus PLN adalah pemain asingnya," kata Ibrarsyah kepada INDOSPORT.
Lebih jauh dia mengatakan, untuk kedepan dia akan lebih memperbaiki recive dan block yang dia rasa masih sangat lemah. Tidak hanya itu, Ibrarsyah mengatakan timnya sebenarnya ingin fokus di set pertama dan kedua.
"Recive dan block kita masih lemah, sebenarnya mau fokus di set pertama dan kedua, tapi hanya bisa menang di set kedua," jelasnya.
Menambahkan apa kata sang pelatih, pemain Surabaya Samator, Samsul Kohar mengatakan, timnya bermain terlalu santai. "Kita mainnya ingin rileks, tapi karena kita sudah pasti masuk final jadi terlalu santai," tambah Kohar.
Di pihak pemenang, pelatih Jakarta Electric PLN, Putut Marhaento sejak awal memang sengaja menurunkan prmain terbaik mereka untuk mempertahankan gaya permainan hingga partai final di Yogyakarta nanti.
"Kita turunkan tim inti sejak awal, karena kita ingin mempertahankan gaya dan situasi permainan menjelang grand final besok. Mungkin yang hatus ditingkatkan adalah komunikasi di lapangan sama dukungan dari rekan satu tim," terang Putut dalam konfrensi pers.