IBL 2017

Satya Wacana Terpuruk, Pelatih: Ini Semua Salah Saya

Senin, 27 Maret 2017 01:13 WIB
Kontributor: Benny Raharjo | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Dana Purba/INDOSPORT
Satya Wacana Salatiga hanya mampu sekali menang di IBL 2017. Copyright: © Dana Purba/INDOSPORT
Satya Wacana Salatiga hanya mampu sekali menang di IBL 2017.

Klub basket Satya Wacana Salatiga harus mengalami nasib yang cukup mengenaskan sepanjang keikutsertaannya di kompetisi Indonesian Basketball League (IBL) 2017.

Bayangkan saja, dari total 15 pertandingan yang dilakoni Jarron Crump dkk di kancah IBL 2017, hanya satu pertandingan saja yang berhasil mereka menangkan, sedangkan sisanya berakhir dengan kekalahan.

Di partai terakhir pada 19 Maret 2017 lalu saja, mereka harus takluk di tangan NSH Jakarta dengan selisih 24 poin, yakni 85-109. Kenyataan ini pun membuat mereka berada di dasar klasemen Grup Putih.

Hasil ini seolah berbanding terbalik dengan performa yang mereka raih musim lalu. Pasalnya, di musim 2016, Satya Wacana berhasil memastikan satu tempat di babak Championship Series.

Terkait catatan buruk tersebut, pelatih Satya Wacana, Efri Meldi mengaku menjadi pihak yang bertanggung jawab dan tidak ingin para pemain yang disalahkan.

image article indosportEfri Meldi, Pelatih Satya Wacana Salatiga.

“Apapun hasilnya, ini merupakan tanggung jawab saya. Sebagai seorang pelatih saya siap mengambil resiko apapun. Termasuk banyaknya kritikan yang diberikan kepada saya,” jelas Efri kepada awak INDOSPORT.

Meski begitu, Efri enggan menyebut kemampuan anak asuhannya kalah dibandingkan pemain klub lain. Ia pun percaya ke depannya, para pemain Satya Wacana akan terus mengalami peningkatan.

Ditemui di tempat berbeda, Manajer Satya Wacana, Zaki Iskandar tak menampik bahwa performa buruk klubnya di IBL 2017 tidak lepas dari kebanyakan pemain yang masih muda dan butuh jam terbang.

“Program kami bukan jangka pendek, melainkan jangka panjang. Tahun ini kami mencatatkan hasil buruk, namun kami yakin, dibalik semua itu ada hal yang bisa dicapai, salah satunya mungkin sudah munculnya mental bertanding anak-anak,” katanya.