INDOSPORT.COM - Pebasket Bali United, Surliyadin optimistis melihat potensi sport tourism di Pulau Dewata. Atmosfer luar biasa di sepak bola diharapkan menular ke basket.
Kehadiran Bali United memberi efek luar biasa pada gairah olahraga di Bali. Setelah tim sepak bola berdiri pada 2015, sekolah sepak bola (SSB) mulai ramai. Banyak anak-anak Bali mulai serius menjadi pesepak bola karena mendapat dukungan penuh dari orang tuanya..
Bukan sekadar di SSB. Ternyata, Bali United juga dapat efek positif. Pecinta sepak bola Bali kembali bangun dari tidur panjang. Mereka berbondong-bondong memenuhi Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, di setiap pertandingan.
Suporter lawan turut bersemangat ketika timnya menghadapi Bali United. Mereka datang bukan sekadar menonton sepak bola, melainkan juga berwisata di Bali. Kedatangan para suporter ini jelas menaikkan statistik wisawatan domestik di Bali.
"Pastinya bisa sih, kalau dibilang sport (tourism) nomor satu di Indonesia. Soalnya kalau lihat dari sepak bola yang baru 5-6 tahun belakang, yang juara Liga 1 2019, atmosfer penonton paling tinggi. Sempat rekor ya kalau tidak salah. Semoga bola basket juga bisa," ucap Surliyadin.
Di sepak bola, Bali United mencatatkan kenaikan jumlah penonton laga kandang setiap tahunnya. Di Liga 1 2017, total jumlah penonton 17 laga kandang mencapai 243.918 orang.
Jumlah ini meningkat pada Liga 1 2018. Ada 258.433 penonton yang hadir dalam 17 laga kandang Bali United. Rekor terjadi pada Liga 1 2019.
Jumlah penonton 17 laga Bali United mencapai 294.072 orang. Bali United berada di bawah Persija Jakarta dan PSS Sleman pada 2019.
Surliyadin pun berharap besarnya dukungan kepada klub sepak bola, juga didapat klub basket. Atlet asal Aceh ini pun berjanji akan tampil maksimal pada Indonesia Basketball League (IBL) 2021.
"Buat pecinta basket Bali, jangan lupa dukung Bali United, seperti klub sepak bola juga dimana mereka bisa juara musim 2019. Mudah-mudahan kita bakal juara juga," tutur Surliyadin.
Sejauh ini, belum dipastikan kapan seri perdana IBL 2021 akan digelar. Ajang ini sempat dijadwalkan mulai 15 Januari lalu, namun kemudian batal karena pemerintah memberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) Jawa-Bali.