Kisah Sarengat, Frustasi jadi Kiper Beralih Jadi Legenda Lari Indonesia
Sarengat disukai banyak orang karena pribadinya menyenangkan. Bukan hanya itu, dia juga memiliki sifat rendah diri, meski telah mendapatkan banyak prestasi. Sebab, baginya dia tetap seorang biasa.
Tetapi di mata anak laki-lakinya, Andung Sarengat, dia adalah momok menakutkan. Sarengat yang tidak suka berbicara banyak, sering menulis catatan di selembar kertas, lalu menempelkannya di lemari.
Catatan tersebut berisi peringatan-peringatan kepada anaknya yang badung. Sikap itu kemudian membuat Andung sering berpikir sendiri, dan takut berhadapan dengan ayahnya.
Andung yang badung bahkan sempat membuat Sarengat tidak mau berbicara dengannya. Mereka seperti kucing dan anjing. Bila ingin berbicara, mereka memerlukan pihak ketiga, yakni ibu Andung.
Sampai akhir hayat Sarengat, 13 Oktober 2014, Andung belum bisa memberikan kado indah. Tetapi anaknya itu puas karena bisa menjaga ayahnya selama tiga minggu di rumah sakit.