Wawancara Khusus Ryan Gozali

Menggali Liga Mahasiswa Lebih Dalam

Selasa, 1 Juli 2014 12:03 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Daniel Sasongko
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ryan Gozali (CEO Liga Mahasiswa) Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Ryan Gozali (CEO Liga Mahasiswa)
Inspirasi dan Tantangan Awal Lima

Ada inspirasi dari negara lain yang membuat Anda membentuk Lima?

Tentu kami berkaca di Amerika dengan suksesnya National College Athletic Association (NCAA) di mana draft pendidikan sangat teratur di sana. Kami ke depannya juga akan membuat seperti itu, di mana draft daftar anak berprestasi bisa kami punya sehingga klub-klub yang mencari bibit atlet profesional bisa mengambil dari Lima. 
Indonesia sebenarnya punya bakat-bakat semua, namun semua maunya instan. Saya sudah riset dua tahun terakhir Indonesia sudah menghabiskan sekitar 50juta juta dolar AS (sekitar Rp592,5 miliar, kurs Rp11.850) untuk membawa tim-tim besar Eropa ke Indonesia, namun dampaknya tak ada. Jika dana itu digunakan untuk pengembangan berjangka, itu bisa (membuat Indonesia) jadi raja Asia.

Lima pertama kali berputar 2012, apa tantangan dan respons saat itu? 

Tantangannya waktu itu enggak ada sarana dan infrastruktur di Indonesia sangat parah. Tak banyak kampus-kampus yang memiliki sarana olahraga yang bagus. 

11