In-depth

Kursi Panas Menpora Jokowi Jilid II, Siapa Pantas?

Senin, 26 Agustus 2019 20:46 WIB
Penulis: Annisa Hardjanti, Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Ivan Reinhard Manurung
© Israelly Kawengian/INDOSPORT
Siapakah sosok yang dirasa pantas untuk memimpin Kementerian Pemuda dan Olahraga periode 2019-2024. Copyright: © Israelly Kawengian/INDOSPORT
Siapakah sosok yang dirasa pantas untuk memimpin Kementerian Pemuda dan Olahraga periode 2019-2024.

INDOSPORT.COM – Sederet nama-nama calon Menteri di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil  Presiden Ma’ruf Amin periode 2019-2024 makin ramai bertebaran belakangan ini, tak terkecuali bursa Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).

Saat ini Menpora memang masih dipimpin oleh Imam Nahrawi. Meski sempat masuk dalam daftar reshuffle, tetapi Imam Nahrawi tetap dipercaya genapi amanah hingga lima tahun jabatannya.

Namun tak menutup kemungkinan Imam Nahrawi diganti pada periode kedua Jokowi. Sebab belum ada sejarahnya, sejak bernama Kemenpora, ada sosok pemimpin yang menjabat dua periode.

Desas-desus kabar calon Menpora yang bakal menggantikan Imam Nahrawi pun mulai bermunculan. Sosok-sosok ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda dan siap memanaskan bursa Menpora.

Belakangan nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Erick Thohir, Prananda Paloh, Maruarar Sirait, Raja Sapta Oktohari, Diaz Hendropriyono, Raja Juli Antoni, Bahlil Lahadalia, Nadiem Makarim, Wishnutama, hingga Tsamara Amany.

Nama-nama tersebut bermunculan lantaran sederet orang menilai kalau sosok mereka dirasa pantas untuk menjadi Menpora dalam mengangkat prestasi pemuda dan olahraga di masa mendatang.

Meski demikian tampaknya masyarakat masih banyak yang belum mengetahui akan latar belakang dari nama-nama calon Menpora yang bermunculan ini.

Seperti diketahui Agus Harimurti Yudhoyono merupakan mantan pasukan TNI AD dengan pangkat mayor dan telah meniti karier miiter selama 16 tahun. Pria 41 tahun sukses meraih berbagai penghargaan dalam dunia pendidikan maupun militer.

Bahkan AHY sempat dicalonkan sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2017-2023. Akan tetapi  dia dan pasangannya, Sylviana Murni kalah dalam pertarungan usai hanya meraih 17,06 persen pada putaran pertama dan kalah dari Ahok-Djarot (42,99 persen) dan Anies-Sandi (39,95 persen).

Sementara itu nama Erick Thohir sudah banyak yang kenal akan pengalamannya dalam dunia olahraga dan bisnis. Mengingat Erick Thohir sempat membeli saham Inter Milan (2013) yang terseok-seok dan menjualnya kembali dalam kondisi sehat.

Erick Thohir juga dipercaya menjadi Tim Kemenangan Nasional Jokowi-Ma’ruf usai antan Ketua INASGOC itu terbilang sukses menyelenggarakan Asian Games 2019. Kini Erick Thohir menjadi Ketua KOI dan menjadi anggota Komite Olimpiade Internasional (IOC).

Prananda Paloh sendiri saat ini diketahui duduk sebagai anggota Komisi I DPR RI 2014-2019 (Pertahanan, Interlijen, Luar Negeri, Komunikasi, dan Informatika). Anak dari Surya Paloh ini merupakan poliisi dari parai Nasional Demkorat (Nasdem).

Kemudian ada Maruarar Sirait yang namanya tiba-tiba  muncul pada bursa calon Menpora. Politikus PDIP ini terkenal lantaran sukses menghadirkan pertandingan sepak bola pra musim Piala Presiden dan memantau perkembangan olahraga.

Maruarar Sirait juga pernah duduk sebagai anggota Komisi XI DPR RI selama tiga periode (2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019). Maruarar juga menjadi anggota Kehormatan HIPMI dan Pansus RUU Kewirausahaan.

Raja Sapta Oktohari merupakan seorang pengusaha muda Indonesia yang sempat menjadi Ketua Umum HIPMI (2011-2014) menggantikan Erwin Aksa di Munas XIV HIPMI.

Raja Sapta Oktohari pun sempat menjadi Ketua Panitia Pelaksana Asian Para Games 2018 (INAPGOC) yang terbilang sukses, lantaran kontingen Indonesia finis di urutan kelima dengan 37 emas, 47 perak, dan 51 perunggu.

Lalu ada Diaz Hendropriyono yang  merupakan politikus Indonesia asal Jakarta. Diaz saat ini dipercaya menjadi staf Khusus Kepresidenan Republik Indonesia dan Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.

Diaz Hendropriyono menempuh studi pasca sarjana sebanyak tiga kali di Amerika Serikat dalam kurun waktu 2010 hingga 2013 silam. Diaz juga sempat menjadi anggota Tim Transisi PSSI yang ditunjuk Menpora Imam Nahrawai 2015 lalu.

Raja Juli Antoni merupakan Sekjen PSI yang sudah dari kecil memulai jejak aktivisnya dan membuatnya banyak bersentuhan dengan pergolakan kebangsaan, intelektual, soslal, dan kebudayaan.

Raja juga memiliki gelar Ph.D dari School of Political Science of Queensland, Australia. Dia juga dipercaya menjadi Direktur Eksekutif Maarif Institut, sebuah lembaga yang didirikan oleh mantan Ketum PP Muhammadiyah Ahmad Syarif.

Mantan Ketum HIPMI Bahlil Lahadalia juga masuk dalam kandidat menjadi calon Menpora berikutnya. Bahkan sambutan hangat sudah diutarakan Presiden Jokowi kala buka puasa beberapa waktu lalu.

Sewaktu menjadi mahasiswa, Bahlil sudah menjadi Ketua Senat di STIE Port Numbay, Jayapura. Politikus Partai Golkar ini merupakan pebisnis yang memiliki tiga perusahaan, yakni PT Bersama Papua Unggul, PT Dwijati Sukses, dan PT Rifa Capital.

Selain dari kalangan politisi ada pula pengusah seperti Founder Go-Jek Nadiem Makarim. Pria 35 tahun ini dianggap pantas mengemban kursi Menpora karena dapat merangkul kaum milenial.

Nadiem memang belum memiliki karier dibidang politik. Tetapi dirinya merupakan lulusan sarjana Brown University, Amerika Serikat (International Relations) dan pasca-sarjana Harvard Business School (Master of Business Administration)

Selanjutnya ada Wishnutama Kusubandio yang merupakan Komisaris Utama PT NET Mediatama juga digadang-gadang masuk dalam daftar calon Menpora menggantikan Imam Nahrawi.

Dalam dunia pertelevisian, karier Wishnutama tak perlu diragukan lagi. Memulai perjalanannya sebagai Supervisor On Air Promotion di Indosiar, kemudian merangkak naik kala pindah ke Trans TV, Trans 7 hingga kini berhasil mendirikan NET TV.

Nama berikutnya juga cukup menarik, lantaran Ketua DPP Bidang Eksternal PSI Tsamara Amany turut meramaikan bursa Menpora jelang masa kepemimpinan Joko Widodo-Ma’ruf Amin.

Perempuan 23 tahun ini sempat bertugas menjadi juru bicara pasangan Capres Jokowi dan Cawapres Ma’ruf Amin saat masa kampanye lalu. Tsamara juga magang sebagai staf Gubernur DKI (Januari-April 2016).

Melihat nama-nama barusan tak lepas dari pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyebutkan kalau bakal ada menteri yang berusia muda masuk dalam kabinet pemerintahannya.

“Mereka berasal dari profesional, bukan partai,” papar Jokowi kepada wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (14/08/19) lalu.

Jokowi pun menambahkan, nantinya calon menteri dari kalangan muda ini punya pengalaman manajerial yang kuat. Mereka bakal ditempatkan di Kementerian yang sudah ada.

Turut Buka Suara

© GettyImages
Erick Thohir Copyright: GettyImagesErick Thohir menjadi salah satu sosok yang digadang-gadang bisa menjadi Menpora Indonesia periode 2019-2024.

Melihat bursa calon nama Menpora yang berseliweran di permukaan publik banyak pula yang berasal dari anggota partai tetapi adapula yang independen, seperi pemilik perusahaan.

Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (Sekjen PSI) Raja Juli Antoni yang namanya tercatut dalam bursa calon Menpora baru pun akhirnya turut buka suara akan rumor ini.

“Aduh saya tidak tahu isu-isu itu tuh. Jangan interview saya, lah. Itu ada Sekjen Perindo Ahmad Rofiq, A1 itu. Saya tidak mau komentar (lebih jauh),” ujar Raja Juli Antoni saat dikonfirmasi INDOSPORT, Selasa (20/08/19).

Lebih lanjut, Raja menegaskan kalau kabar yang memuat bahwa PSI mengusulkan 31 calon nama menteri ke Presiden Jokowi tidak benar. Pihaknya hanya mengenalkan pengurus baru saja.

Selain Raja Juli Antoni, Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir juga tak memberikan respons usai awak redaksi olahraga INDOSPORT coba untuk menghubunginya, Selasa (20/08/19) siang.

Bersamaan juga coba dikonfirmasi INDOSPORT akan nama Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden 2019 Maruarar Sirait yang mencuat jadi calon Menpora berikutnya. Namun tak ada jawaban.

Kriteria yang Pas

© Zainal Hasan/INDOSPORT
Imam Nahrawi tiba di hotel Timnas Indonesia U-22 Copyright: Zainal Hasan/INDOSPORTImam Nahrawi , Menteri Pemuda dan Olahraga Indonesia periode 2014-2019.

Menanggapi isu panasnya bursa calon pengganti Imam Nahrawi sebagai Menpora juga mendapat sorotan dari pengamat politik Indonesia Hamdi Muluk. Dirinya berujar kalau Menpora itu punya pengaruh besar di olahraga.

“Kalau dilihat dari sisi positifnya ada nilai prestisius jika prestasi olahraga Indonesia (bisa) meningkat, menteri yang berasal dari partainya bisa menaikan gengsi dari parpol lain. Itu bisa dijadikan kampanye jualan dari partainya,” ucap Hamdi kepada redaksi berita olahraga INDOSPORT, Senin (19/02/19).

Menurut pandangan Hamdi Muluk kalau calon-calon politisi muda atau berpengalaman yang muncul dan dirumorkan bakal mengisi kursi Menpora di era Jokowi jilid 2 alangkah baiknya mencintai bidang ini.

“Asal dia (calon Menpora) mengerti seluk-beluk kepemudaan dan olahraga. Lalu bagaimana dia menggunakan betul dari anggaran yang didapat tiap tahun,” jelasnya.

Pria yang juga menjadi guru besar Fakultas Psikologi UI (dilantik 2010) ini menilai kalau dari calon-calon Menpora yang muncul kepermukaan publik sejauh ini kandidat kuatnya ialah mantan pemilik Inter Milan Erick Thohir.

“Kalau Erick Thohir, kita tidak ada keraguan. Kalau nama-nama tersebut paling pantas Erick Thohir. Dia sudah malang melintang dari dunia olahraga. Levelnya pun sudah dunia,” ujar Hamdi.

Hamdi juga tak menampik kalau Erick Thohir dalam pernyataannya enggan menjadi Menteri Pemuda dan Olahhraga dan lebih ingin fokus ke dunia bisnis lagi dalam beberapa waktu ke depan.

Terlepas dari hal itu, Hamdi Muluk  membeberkan kriteria yang dirasa pantas menjadi calon Menpora baru ketika menggantikan Imam Nahrawi di era Jokowi jilid 2. Menpora posisi menteri yang lebih pantas diisi oleh aktivis pemuda atau tokoh-tokoh pemuda.

“Harusnya politisi muda yang punya kecintaan terhadap olahraga dan memiliki visi yang jelas. Lalu berani membuat gebrakan baru dan berani ambil terobosan,” beber Hamdi Muluk.

1